Rabu, 11 Maret 2015

INTERAKSI GULMA DENGAN TANAMAN BUDIDAYA



INTERAKSI GULMA DENGAN TANAMAN BUDIDAYA






MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Ekologi Gulma
Yang dibina oleh Bapak Dr. Fatchur Rohman, M.Si.






Oleh
Kelompok 2 / Offering GE
Hestin Atas Asih                     120342422468
Pramesti Dwi Ru’mana           120342422488
Wahidah Fitria Nur Maretta   120342400171
















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
            Vegetasi merupakan seluruh jenis tumbuhan yang hadir pada suatu wilayah (Barbour et al, 1987). Weaver & Clement (1938) menyatakan bahwa vegetasi adalah tumbuh-tumbuhan yang menutupi permukaan bumi pada daerah tertentu yang dapat berupa pohon, herba, rumput maupun tumbuhan tingkat rendah. Dinamika populasi dalam kurun waktu tertentu dapat mengalami perubahan komposisi jenis tumbuhan penyusun populasi tersebut. Dengan demikian, dinamika yang terjadi di dalam spesies penyusun komunitas yang hidup bersama-sama dan saling berinteraksi (Oosting, 1956 dalam Paulasari, 2003). Berbagai jenis tumbuhan yang terdapat dalam suatu komunitas akan berinteraksi dengan sesama tumbuhan yang ada maupun dengan lingkunganya. Hubungan interaksi antar jenis tumbuhan yang ada akan terlihat dengan ada atau tidaknya jenis tumbuhan yang memperlihatkan tingkat asosiasinya (Ferianita, 2007).
            Secara teori, spesies anggota populasi saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interasi dalam populasi meliputi interaksi positif dan interaksi negatif. Interaksi negatif meliputi kompetisi, predasi, amensalisme, komensalisme, parasitisme dan mutualisme. Persaingan diantara dua atau lebih spesies organisme terhadap sumber daya alam akan menimbulkan efek yang merugikan kedua belah pihak, bahkan salah satu dari spesies yang bersaing dapat tersingkir karena ditekan oleh spesies lainya. Persaingan yang terjadi di antara spesies organisme dalam memanfaatkan sumber daya akan semakin keras ketika sumberdaya alam semakin terbatas persediaanya (Indriyanto, 2006).
            Tumbuhan pengganggu atau gulma merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang  tidak dikehendaki oleh petani, hal itu dapat berarti tumbuhan tersebut merugikan baik secarah langsung atau tidak langsung (Tritrosoedirdjo et al, 1984). Tumbuhan liar, tanaman maupun gulma adalah bagian dari tumbuhan atau vegetasi, tumbuhan ada yang tumbuh dengan sendirinya dan ada pula yang tumbuh karena adanya campur tangan manusia. Tanaman budidaya merupakan tumbuhan yang sengaja ditanam oleh manusia, sebaliknya tumbuhan liar dan gulma adalah tumbuhan yang hidup tanpa campur tangan manusia. Kedua kelompok ini, tumbuhan liar dan gulma dibedakan atas tempat hidupnya, tumbuhan liar tumbuh pada daerah yang belum terganggu oleh manusia, gulma tumbuh pada daerah yang telah diganggu oleh manusia. Oleh karena itu gulma dan tanaman budidaya manusia memiliki interaksi yang saling berkaitan (Sembodo, 2010).
            Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi,tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh penyakit 35%, hama 33%, gulma 28%, dan nematoda 4% dari kerugian total. Sedangkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia (Pemi, 2006).
            Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi dari pada yang lain (misalnya Imperata cylindrica) yang menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara gulma dengan tanaman budidaya dapat dilihat dengan terjadinya interaksi antara keduanya, yakni bisa berupa interaksi positif maupun negatif. Persaingan antara gulma dengan tanaman dapat dilihat dalam hal mengambil unsur hara dan air dari dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis, menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Cramer (1975) dalam Pemi (2006) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman adalah sebagai berikut. Padi 10,8%, sorgum 17,8%, jagung 13%, tebu 15,7%, coklat 11,9%, kedelai 13,5% dan kacang tanah 11,8%. Menurut percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat penurunan oleh persaingan gulma antara 25-50%. Terjadinya interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Oleh karena itu disusunlah makalah yang berjudul “Interaksi Gulma Dengan Tanaman Budidaya”.

1.2              Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini sebagai berikut.
1.2.1   Bagaimanakah interaksi yang terjadi antara gulma dengan tanaman budidaya?
1.2.2 Apa sajakah keuntungan dan kerugian yang dapat disebabkan akibat adanya             interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya?
1.2.3  Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengrauhi adanya interaksi antara gulma       dengan tanaman budidaya?
1.3        Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1   Mendiskripsikan interaksi yang terjadi antara gulma dengan tanaman budidaya.
1.3.2 Mendiskripsikan keuntungan dan kerugian yang dapat disebabkan akibat       adanyainteraksi antara gulma dengan tanaman budidaya.
1.3.3 Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengrauhi adanya interaksi antara    gulma dengan tanaman budidaya.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Interaksi Yang Terjadi Antara Gulma Dengan Tanaman Budidaya.
Tumbuhan pengganggu atau gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang  tidak dikehendaki oleh petani (Tritrosoedirdjo et al, 1984). Tumbuhan liar, tanaman maupun gulma adalah bagian dari suatu vegetasi, tumbuhan ada yang tumbuh dengan sendirinya dan ada pula yang tumbuh karena adanya campur tangan manusia, tanaman merupakan tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia, sebaliknya tumbuhan liar dan gulma adalah tumbuhan yang hidup tanpa campur tangan manusia. Kedua kelompok ini, dibedakan atas tempat hidupnya, tumbuhan liar tumbuh pada daerah yang belum terganggu oleh manusia, gulma tumbuh pada daerah yang telah diganggu oleh manusia (Sembodo, 2010).
Semua tanaman termasuk gulma mempunyai keperluan hidup yang hampir serupa, yaitu memerlukan sinar matahari, air dan unsur hara untuk pertumbuhannya. Dengan adanya kesamaan tersebut, dalam keadaan tertentu terjadi suatu persaingan untuk mendapatkan nutrisi, air, cahaya, dan ruang. Dalam rangka persaingan hidup, kadang-kadang suatu jenis gulma tertentu mengeluarkan zat alelopati untuk mengganggu pertumbuhan jenis tumbuhan lainnya. Sebagian besar gulma berperan dalam menentukan corak suatu agroekosistem, daun-daun tanaman dan gulma menyaring teriknya sinar matahari sehingga hanya sebagian yang sampai ke tanah atau lahan-lahan terbuka, maka dapat dikatakan gulma berperan dalam menentukan kelembaban pada daerah tertentu (Tritrosoedirdjo et al, 1984).
Pertumbuhan dan fase-fase perkembangan dari tumbuh-tumbuhan sangatlah penting dan merupakan dasar dalam memahami fungsi tumbuhan terutama interaksinya baik sesama jenis, berlainan jenis maupun dengan alam lingkungannya.

2.2   Macam Interaksi Gulma dan Tanaman Budidaya
            Menurut Odum dalam Sastroutomo, ada beberapa kemungkinan interaksi antara tumbuh-tumbuhan yang hidup secara bersama. Interaksi yang selalu terjadi di antara jenis tumbuhan atau populasi disebut gangguan. Penyebab yang nyata dari interaksi dapat berupa pemanfaatan sumber daya yang sangat terbatas secara bersama produksi zat beracun atau toksin, predasi atau parasitisme.
Berikut ini ada tabel yang menunjukkan kemungkinan interaksi  biologis  yang terdapat  pada makhluk hidup.
Jenis Interaksi
Ada
Tidak
A
B
A
B
Netralisme
o
o
o
o
Kompetisi
-
-
o
o
Mutualisme
+
+
-
-
Protokoperatif
+
+
o
o
Komensalisme
+
o
-
o
Amensalisme
o
-
o
o
Parasitisme, Predasi, herbivori
+
-
-
o
Keterangan:   Ada= kedua organisme berada cukup dekat untuk berinteraksi.
                        Tidak= tidak ada.
Stimulasi= +, Netral= o, Depresi= -
Sastroutomo (1990) membagi interaksi gulma dan tanaman budidaya menjadi dua yaitu interaksi negatif dan interaksi positif. Interaksi negatif meliputi kompetisi, amensalisme, dan parasitisme. Interaksi positif meliputi komensalisme, protokoperasi, dan mutualisme.
2.2.1   Interaksi Negatif
            Ada 3 jenis interaksi yang termasuk interaksi negatif yaitu kompetisi, amensalisme, parasitisme. Kompetisi adalah hubungan interaksi dua individu tumbuhan baik yang sesama maupun yang berlainan jenis yang menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat pemanfaatan secara bersama sumber daya alam yang ada dalam keadaan terbatas. Amensalisme hampir sama seperti kompetisi, tetapi hanya satu jenis saja yang dirugikan sedangkan yang lainnya tidak. Sedangkan alelopati adalah penghambatan pertumbuhan oleh suatu jenis tumbuhan terhadap jenis lainnya melalui pelepasan senyawa kimia beracun, alelopati dapat juga dikatakan amensalisme. Parasitisme adalah interaksi negatif yang spesifik dan memungkinkan tumbuhan yang satu hidup secara langsung pada inang (tumbuhan lainnya), menyerap nutrisi dengan menggunakan suatu sistem perakaran khusus. Interaksi negatif dipengaruhi oleh kerapatan individu, hubungan antar jenis, dan penyebaran. Hal tersebut merupakan parameter penting yang menentukan besar kecilnya interaksi negatif (Sastroutomo, 1990).
2.2.1.1   Kompetisi
Kompetisi didefinisikan sebagai hubungan interkasi dua individu tumbuhan baik yang sama maupun berbeda jenis yang menimbulkan pengaruh negatif bagi keduanya sebagai akibat pemanfaatan secara bersama sumberdaya yang ada dalam jumlah terbatas. Kompetisi merupakan salah satu dari beberapa jenis interaksi negatif yang ada diantara tumbuhan. dalam kompetisi diasumsikan bahwa jenis sumberdaya yang dibutuhkan berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Jenis tumbuhan yang berkompetisi menempati reung yang sama sehingga pertumbuhannya dipengaruhi oleh sumberdaya yang terbatas. Kompetisi dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh negatif dari suatu tumbuhan terkadap jenis yang lain (Sastroutomo, 1990).
Kompetisi dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompetisi intraspesifik dan interspesifik. Kompetisi intraspesifik merupakan interaksi negatif yang terjadi pada tumbuhan dengan jenis yang sama. Kompetisi interspesifik merupakan kompetisi interaksi negatif yang terjadi pada tumbuhan dengan jenis yang berbeda (Sastroutomo, 1990).
2.2.1.2   Amensalisme
Amensalisme merupakan interkasi dua individu tumbuhan baik yang sama maupun berbeda jenis yang menimbulkan kerugian bagi salah satu jenis sebagai akibat pemanfaatan secara bersama sumberdaya yang ada dalam jumlah terbatas. Adanya pengaruh depresif dari suatu jenis tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya sangatlah kompleks sehingga kompetisi sumberdaya yang sifatnya umum saja tidak cukup untuk menjelaskan hasil pengamatan secara terperinci dan lengkap. Keadaan amensalisme terjadi jika telah terjadi tingkat kematian yang mencolok atau penurunan biomassa tumbuhan yang terjadi secara nyata pada jenis yang satu tetapi tidak terjadi pada jenis yang lain. Salah satu penjelasan bagi keadaan seperti ini adalah adanya beberapa jenis tumbuhan yang dapat melepaskan senyawa beracun ke lingkungan tempat tumbuhan lainnya hidup yang dapat meracuni bahkan membunuh tumbuhan lain. Fenomena ini disebutdengan alelopati (Sastroutomo, 1990).

2.2.1.3   Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk interaksi negatif spesifik yang memungkinkan tumbuhan yang satu hidup secara langsung pada tumbuhan lain.  Parasit adalah sejenis tumbuhan atau hewan yang hidup di dalam, melekat, maupun tinggal bersama organisme lainnya dan mendapatkan makanan, perlinfungan, maupun pertolongan dari tuan rumahnya. Parsit dapat bersifat tetap, artinya dapat hidup jika tinggal di inagnya yang masih hidup (Parasit obligat) atau dapat hidup baik meski inagnya dalam keadaan hidup atau mati. Terdapat 4 famili yang dianggap sebagai parasit berbahaya dan bertindak sebagai gulma parasit yaitu famili Custucaceae (Tali Putri), Famili Loranthaceae (Archeuthobium, Phoradendron, Viscum), Famili Orobanchaceae (Orobanche), dan Famili Scrophulariaceae (Striga sp.). Jenis gulma parasit ini merupakan jenis yang ppenting dalam kaitannya dengan tanaman pertanian dan kehutanan (Sastroutomo, 1990).
                                                   
                        Orobanche                                                      Striga sp.
            Sumber: www.parasiticplants.siu.edu              Sumber: www.forestryimages.org

                                                         
                               Tali Putri                                                   Viscum spp.                             Sumber: satukataku.wordpress.com               Sumber: www.commons.wikimedia.org
Adaptasi gulma parasit untuk pemencaran biji dan perkecambahan. Untuk mempertahankan dirinya dari kematian, keambah dan gulma paasit harus dengan sepat mendapatkan inag yang sesuai. Pada tali putri memiliki biji yang ukurannya relative lebih besar sehingga memiliki cukup persediaan makanan yang memungkinkan serabut akar dapat tumbuh dengan pesat sebelum memperoleh inang. Kecambah tali putri perlu mendapatkan inag selama 4-9 hari. Mekanisme lain yang digunakan untuk memungkinkan biji glma parasit terpencar dan mendapatkan inag yang sesuai adalah melalui perantara burung seperti pada Phoradendron. Archeuthobium memecahkan kulit buahnya sehingga biji akan terlempar ke batang tanaman yang lain (Sastroutomo, 1990).
                          
                        Phoradendron                                                                     Archeuthobium
Sumber: www.sbs.utexas.edu                                            Sumber: www.fireflyforest.com
Adaptasi lain yang digunakan untuk menentukan lokasi iang dilakukan dengan identifikasi cairan kimiawi yang dihasilkan oleh akar tanaman inag. Biji tanaman parasit akan tumbuh ketika tersentuh cairan yang dikeluarkan oleh akar. Kebutuhan cairan kimiawi ini dapat dijumpai pada biji Orobanche dan Striga  (Sastroutomo, 1990).
Bagian organ parasit yang penting untuk melekat dan menembus jaingan tanaman iduk disebut haustorium. Struktur dan komposisinya sangat berariasi tergantung pada jenis gulma parasitnya. Haustorium berfungsi sebagai pelekat dan penyerap makanan tanaman inang (Sastroutomo, 1990).
2.2.2   Interaksi Positif
            Ada kemungkinan  bahwa interaksi tumbuh-tumbuhan tidak memberikan pengaruh apa pun satu sama lainnya dan situasi ini dikenal sebagai neutralisme. Interaksi neutralisme jarang sekali ditemukan. Di alam, interaksi ini dapat ditemukan pada waktu individu masih sangat kecil atau jarak antara kedua organisme sangat jauh sehingga tidak memungkinkan terjadinya interaksi. Selain netralisme ada juga interaksi positif yang merupakan interaksi di mana salah satu atau kedua jenis individunya mendapat keuntungan dari adanya interaksi, yang termasuk dalam interaksi positif adalah komensalisme (jika salah satu jenis tumbuhan mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya tidak), protokoperasi (jika kedua individu mendapat keuntungan dari adanya interaksi tetapi tidak jika interaksinya ditiadakan) dan mutualisme (jika keduanya mendapat keuntungan jika ada  interaksi dan akan saling dirugikan jika interaksinya ditiadakan). Komensalisme dan protokoperasi bersifat fakultatif dan interasina tidak begitu penting sedangkan mutualisme bersifat obligatif (kedua organisme saling tergantung satu sama lain).

2.3   Keuntungan dan Kerugian yang Dapat Disebabkan Akibat Adanya Interaksi    Antara Gulma dengan Tanaman Budidaya.
Interaksi antara gulma dan tanaman budi daya dapat merugikan baik secara langsung atau tidak langsung (Tritrosoedirdjo et al, 1984). Keberadaan gulma pada area tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian secara langsung baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi, kerugian yang ditimbulkan oleh gulma di antaranya menurunkan hasil akibat persaingan dalam  perolehan air, udara, unsur hara, dan ruang (Rukmana R, 1999). Kerugian yang disebabkan oleh gulma dari segi lingkungan yaitu praktek pertanian dan pengendalian gulma akan mengubah keadaan alam, pada satu pihak hal ini akan menghasilkan bahan keperluan hidup manusia, tetapi juga menyebabkan beberapa hal yang merusak lingkungan seperti erosi, dan pengendapan yang menyebabkan kerusakan pada danau serta terjadinya pencemaran oleh pestisida pada lingkungan, namun kehadiran gulma di perkebunan mempunyai manfaat yang tidak sedikit, di antaranya: digunakan untuk memperbaiki drainase khususnya menurunkan permukaan air tanah yang terlalu tinggi pada lahan-lahan yang drainasenya kurang baik, gulma jenis Panikum maximum di pergunakan untuk penutup tanah pada tanaman pisang dan digunakan untuk memberantas nametoda Radopholus similis selain itu, bagi hewan seperti serangga, memanfaatkan gulma sebagai habitat dan tempat mencari makan (Tritrosoedirdjo et al, 1984). Kerugian tidak langsung misalnya gulma akan menjadi inang sementara hama penyakit tanaman, menimbulkan gangguan bagi pengguna jalan raya (gulma merambat menutupi jalan) dan meningkatkan biaya produksi dan biaya pemeliharaan lahan.

2.4   Faktor yang Mempengaruhi Adanya Interaksi Antara Gulma Dengan Tanaman Budidaya.
            Menurut Manurung (2012), interaksi yang mengacu pada persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan di pengaruh oleh beberapa faktor.
Adapun interaksi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.       Jenis tanaman
Sifat-sifat biologi tanaman, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
b.      Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
c.       Penyebaran tanaman
Penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji dan melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman yang menyebar melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air.
d.      Waktu
Waktu yang dimaksud adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan
ü  Interaksi pupulasi tumbuhan merupakan suatu hubungan timbal  balik tumbuhan dengan populasi yang berada di sekitarnya. Interaksi dapat bersifat positif, negatif dan netral, contoh interaksi tumbuhan antara lain neutralisme, kompetisi, amensalisme, parasitisme, predasi, komensalisme, protokooperasi, dan mutualisme
ü  Interaksi antara gulma dan tanaman budi daya dapat merugikan baik secara langsung atau tidak langsung , misalnya menimbulkan kerugian secara langsung baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi, menurunkan hasil panen, mengubah keadaan alam juga menyebabkan beberapa hal yang merusak lingkungan seperti erosi, dan pengendapan yang menyebabkan kerusakan pada danau serta terjadinya pencemaran oleh pestisida pada lingkungan. Namun kehadiran gulma di perkebunan mempunyai manfaat yang tidak sedikit, contohnya digunakan untuk memperbaiki drainase khususnya menurunkan permukaan air tanah yang terlalu tinggi pada lahan-lahan yang drainasenya kurang baik.
ü  Interaksi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis tanaman, kepadatan tumbuhan, penyebaran tanaman, waktu, jarak antara faktor tumbuh yang terbatas,  besarnya daya kompetitor..

DAFTAR RUJUKAN
Fadhly, A.F. & Tabri, Fahdiana. Tanpa Tahun. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung. (Online), (http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/satulima.pdf), diakses pada 9 Februari 2015.
Manurung,binari,rosita tarigan,zulkipli simatupang.2012.Panduan Teori Ekologi                  Tumbuhan.medan.universitas negeri medan.
Mas’ud, Hidayati. 2009. Komposisi dan Efisiensi Pengendalian Gulma pada Pertanaman Kedelai dengan Penggunaan Bokashi. Jurnal Agroland. (Online): 16 (2), (http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10863&val=752), diakses pada 9 Februari 2015.
Rogomulyo, Rohlan, Tanpa Tahun. Pengolahan Gulma. (Online), (http://elisa1.ugm.ac.id/files/AT.SOEJONO/3Lged5Xf/PENGELOLAAN%20GULMA.pdf), diakses pada 9 Februari 2015.
Sastroutomo, Soetikno S.. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tjokrowardojo, Agus Sudiman & Djauhariya, Endjo. Tanpa Tahun. Gulma dan Pengendaliannya Pada Budidaya Tanaman Nilam. (Online), (http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/monograph/nilam/GULMA%20DAN%20PENGENDALIANNYA%20PADA%20BUDIDAYA.pdf), diakses pada 9 Februari 2015.
Zimhadl, Robert L.. 2007. Fundamentals of Weed Science. United States of America:        Academic Press publications.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar