INTERAKSI GULMA
DENGAN TANAMAN BUDIDAYA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Ekologi Gulma
Yang dibina oleh Bapak Dr.
Fatchur Rohman, M.Si.
Oleh
Kelompok 2 / Offering GE
Hestin Atas Asih 120342422468
Pramesti Dwi Ru’mana 120342422488
Wahidah Fitria Nur Maretta 120342400171
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2015
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Vegetasi merupakan seluruh jenis
tumbuhan yang hadir pada suatu wilayah (Barbour et al, 1987). Weaver & Clement (1938) menyatakan bahwa vegetasi
adalah tumbuh-tumbuhan yang menutupi permukaan bumi pada daerah tertentu yang
dapat berupa pohon, herba, rumput maupun tumbuhan tingkat rendah. Dinamika
populasi dalam kurun waktu tertentu dapat mengalami perubahan komposisi jenis
tumbuhan penyusun populasi tersebut. Dengan demikian, dinamika yang terjadi di
dalam spesies penyusun komunitas yang hidup bersama-sama dan saling
berinteraksi (Oosting, 1956 dalam Paulasari, 2003). Berbagai jenis tumbuhan
yang terdapat dalam suatu komunitas akan berinteraksi dengan sesama tumbuhan
yang ada maupun dengan lingkunganya. Hubungan interaksi antar jenis tumbuhan
yang ada akan terlihat dengan ada atau tidaknya jenis tumbuhan yang memperlihatkan
tingkat asosiasinya (Ferianita, 2007).
Secara teori, spesies anggota
populasi saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Interasi dalam populasi
meliputi interaksi positif dan interaksi negatif. Interaksi negatif meliputi
kompetisi, predasi, amensalisme, komensalisme, parasitisme dan mutualisme.
Persaingan diantara dua atau lebih spesies organisme terhadap sumber daya alam
akan menimbulkan efek yang merugikan kedua belah pihak, bahkan salah satu dari
spesies yang bersaing dapat tersingkir karena ditekan oleh spesies lainya.
Persaingan yang terjadi di antara spesies organisme dalam memanfaatkan sumber
daya akan semakin keras ketika sumberdaya alam semakin terbatas persediaanya
(Indriyanto, 2006).
Tumbuhan pengganggu atau gulma
merupakan tumbuh-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki oleh petani, hal itu dapat
berarti tumbuhan tersebut merugikan baik secarah langsung atau tidak langsung
(Tritrosoedirdjo et al, 1984).
Tumbuhan liar, tanaman maupun gulma adalah bagian dari tumbuhan atau vegetasi,
tumbuhan ada yang tumbuh dengan sendirinya dan ada pula yang tumbuh karena
adanya campur tangan manusia. Tanaman budidaya merupakan tumbuhan yang sengaja
ditanam oleh manusia, sebaliknya tumbuhan liar dan gulma adalah tumbuhan yang
hidup tanpa campur tangan manusia. Kedua kelompok ini, tumbuhan liar dan gulma
dibedakan atas tempat hidupnya, tumbuhan liar tumbuh pada daerah yang belum
terganggu oleh manusia, gulma tumbuh pada daerah yang telah diganggu oleh
manusia. Oleh karena itu gulma dan tanaman budidaya manusia memiliki interaksi
yang saling berkaitan (Sembodo, 2010).
Kerugian akibat gulma terhadap
tanaman budidaya bervariasi,tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis
gulmanya, dan tentu saja praktek pertanian di samping faktor lain. Di
Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman budidaya yang disebabkan oleh
penyakit 35%, hama 33%, gulma 28%, dan nematoda 4% dari kerugian total.
Sedangkan di negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, kerugian karena
gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia
(Pemi, 2006).
Beberapa gulma lebih mampu
berkompetisi dari pada
yang lain (misalnya Imperata
cylindrica) yang menyebabkan kerugian yang lebih besar. Persaingan antara
gulma dengan tanaman budidaya dapat dilihat dengan terjadinya interaksi antara
keduanya, yakni bisa berupa interaksi positif maupun negatif. Persaingan antara
gulma dengan tanaman dapat dilihat dalam hal mengambil unsur hara dan air dari
dalam tanah dan penerimaan cahaya matahari untuk proses fotosintesis,
menimbulkan kerugian dalam produksi baik kualitas maupun kuantitas. Cramer
(1975) dalam Pemi (2006) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari
beberapa tanaman adalah sebagai berikut. Padi 10,8%, sorgum 17,8%, jagung 13%,
tebu 15,7%, coklat 11,9%, kedelai 13,5% dan kacang tanah 11,8%. Menurut
percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat penurunan oleh persaingan
gulma antara 25-50%. Terjadinya interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya
memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Oleh karena itu disusunlah makalah
yang berjudul “Interaksi Gulma
Dengan Tanaman Budidaya”.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimanakah interaksi yang terjadi antara
gulma dengan tanaman budidaya?
1.2.2 Apa sajakah
keuntungan dan kerugian yang dapat disebabkan akibat adanya interaksi
antara gulma dengan tanaman budidaya?
1.2.3 Bagaimanakah faktor-faktor yang mempengrauhi
adanya interaksi antara gulma dengan
tanaman budidaya?
1.3
Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Mendiskripsikan interaksi yang terjadi
antara gulma dengan tanaman budidaya.
1.3.2 Mendiskripsikan
keuntungan dan kerugian yang dapat disebabkan akibat adanyainteraksi antara gulma dengan tanaman budidaya.
1.3.3 Mendiskripsikan
faktor-faktor yang mempengrauhi adanya interaksi antara gulma dengan tanaman budidaya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Interaksi Yang Terjadi Antara Gulma Dengan
Tanaman Budidaya.
Tumbuhan
pengganggu atau gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang tidak dikehendaki oleh petani
(Tritrosoedirdjo et al, 1984). Tumbuhan liar, tanaman maupun gulma adalah
bagian dari suatu vegetasi, tumbuhan ada yang tumbuh dengan sendirinya dan ada
pula yang tumbuh karena adanya campur tangan manusia, tanaman merupakan
tumbuhan yang dibudidayakan oleh manusia, sebaliknya tumbuhan liar dan gulma
adalah tumbuhan yang hidup tanpa campur tangan manusia. Kedua kelompok ini,
dibedakan atas tempat hidupnya, tumbuhan liar tumbuh pada daerah yang belum
terganggu oleh manusia, gulma tumbuh pada daerah yang telah diganggu oleh
manusia (Sembodo, 2010).
Semua
tanaman termasuk gulma mempunyai keperluan hidup yang hampir serupa, yaitu
memerlukan sinar matahari, air dan unsur hara untuk pertumbuhannya. Dengan
adanya kesamaan tersebut, dalam keadaan tertentu terjadi suatu persaingan untuk
mendapatkan nutrisi, air, cahaya, dan ruang. Dalam rangka persaingan hidup,
kadang-kadang suatu jenis gulma tertentu mengeluarkan zat alelopati untuk
mengganggu pertumbuhan jenis tumbuhan lainnya. Sebagian besar gulma berperan
dalam menentukan corak suatu agroekosistem, daun-daun tanaman dan gulma
menyaring teriknya sinar matahari sehingga hanya sebagian yang sampai ke tanah
atau lahan-lahan terbuka, maka dapat dikatakan gulma berperan dalam menentukan kelembaban
pada daerah tertentu (Tritrosoedirdjo et al, 1984).
Pertumbuhan
dan fase-fase perkembangan dari tumbuh-tumbuhan sangatlah penting dan merupakan
dasar dalam memahami fungsi tumbuhan terutama interaksinya baik sesama jenis,
berlainan jenis maupun dengan alam lingkungannya.
2.2 Macam Interaksi Gulma dan
Tanaman Budidaya
Menurut Odum
dalam Sastroutomo, ada beberapa kemungkinan interaksi antara tumbuh-tumbuhan
yang hidup secara bersama. Interaksi yang selalu terjadi di antara jenis
tumbuhan atau populasi disebut gangguan. Penyebab yang nyata dari interaksi
dapat berupa pemanfaatan sumber daya yang sangat terbatas secara bersama
produksi zat beracun atau toksin, predasi atau parasitisme.
Berikut ini ada
tabel yang menunjukkan kemungkinan interaksi biologis
yang terdapat pada makhluk hidup.
Jenis
Interaksi
|
Ada
|
Tidak
|
||
A
|
B
|
A
|
B
|
|
Netralisme
|
o
|
o
|
o
|
o
|
Kompetisi
|
-
|
-
|
o
|
o
|
Mutualisme
|
+
|
+
|
-
|
-
|
Protokoperatif
|
+
|
+
|
o
|
o
|
Komensalisme
|
+
|
o
|
-
|
o
|
Amensalisme
|
o
|
-
|
o
|
o
|
Parasitisme, Predasi,
herbivori
|
+
|
-
|
-
|
o
|
Keterangan: Ada= kedua organisme berada cukup dekat untuk
berinteraksi.
Tidak= tidak ada.
Stimulasi= +,
Netral= o, Depresi= -
Sastroutomo (1990) membagi interaksi gulma dan tanaman
budidaya menjadi dua yaitu interaksi negatif dan interaksi positif. Interaksi
negatif meliputi kompetisi, amensalisme, dan parasitisme. Interaksi positif
meliputi komensalisme,
protokoperasi, dan mutualisme.
2.2.1 Interaksi Negatif
Ada
3 jenis interaksi yang termasuk interaksi negatif yaitu kompetisi, amensalisme,
parasitisme. Kompetisi adalah hubungan interaksi dua individu tumbuhan baik
yang sesama maupun yang berlainan jenis yang menimbulkan pengaruh negatif bagi
keduanya sebagai akibat pemanfaatan secara bersama sumber daya alam yang ada
dalam keadaan terbatas. Amensalisme hampir sama seperti kompetisi, tetapi hanya
satu jenis saja yang dirugikan sedangkan yang lainnya tidak. Sedangkan
alelopati adalah penghambatan pertumbuhan oleh suatu jenis tumbuhan terhadap
jenis lainnya melalui pelepasan senyawa kimia beracun, alelopati dapat juga
dikatakan amensalisme. Parasitisme adalah interaksi negatif yang spesifik dan
memungkinkan tumbuhan yang satu hidup secara langsung pada inang (tumbuhan
lainnya), menyerap nutrisi dengan menggunakan suatu sistem perakaran khusus. Interaksi negatif dipengaruhi oleh kerapatan individu,
hubungan antar jenis, dan penyebaran. Hal tersebut merupakan parameter penting
yang menentukan besar kecilnya interaksi negatif (Sastroutomo, 1990).
2.2.1.1 Kompetisi
Kompetisi didefinisikan sebagai hubungan interkasi dua
individu tumbuhan baik yang sama maupun berbeda jenis yang menimbulkan pengaruh
negatif bagi keduanya sebagai akibat pemanfaatan secara bersama sumberdaya yang
ada dalam jumlah terbatas. Kompetisi merupakan salah satu dari beberapa jenis
interaksi negatif yang ada diantara tumbuhan. dalam kompetisi diasumsikan bahwa
jenis sumberdaya yang dibutuhkan berada dalam jumlah yang sangat sedikit. Jenis
tumbuhan yang berkompetisi menempati reung yang sama sehingga pertumbuhannya
dipengaruhi oleh sumberdaya yang terbatas. Kompetisi dapat digunakan untuk
menjelaskan pengaruh negatif dari suatu tumbuhan terkadap jenis yang lain
(Sastroutomo, 1990).
Kompetisi dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompetisi
intraspesifik dan interspesifik. Kompetisi intraspesifik merupakan interaksi
negatif yang terjadi pada tumbuhan dengan jenis yang sama. Kompetisi
interspesifik merupakan kompetisi interaksi negatif yang terjadi pada tumbuhan
dengan jenis yang berbeda (Sastroutomo, 1990).
2.2.1.2 Amensalisme
Amensalisme merupakan interkasi dua individu tumbuhan
baik yang sama maupun berbeda jenis yang menimbulkan kerugian bagi salah satu
jenis sebagai akibat pemanfaatan secara bersama sumberdaya yang ada dalam
jumlah terbatas. Adanya pengaruh depresif dari suatu jenis tumbuhan terhadap
jenis tumbuhan lainnya sangatlah kompleks sehingga kompetisi sumberdaya yang
sifatnya umum saja tidak cukup untuk menjelaskan hasil pengamatan secara
terperinci dan lengkap. Keadaan amensalisme terjadi jika telah terjadi tingkat
kematian yang mencolok atau penurunan biomassa tumbuhan yang terjadi secara
nyata pada jenis yang satu tetapi tidak terjadi pada jenis yang lain. Salah
satu penjelasan bagi keadaan seperti ini adalah adanya beberapa jenis tumbuhan
yang dapat melepaskan senyawa beracun ke lingkungan tempat tumbuhan lainnya
hidup yang dapat meracuni bahkan membunuh tumbuhan lain. Fenomena ini
disebutdengan alelopati (Sastroutomo, 1990).
2.2.1.3 Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk interaksi negatif
spesifik yang memungkinkan tumbuhan yang satu hidup secara langsung pada
tumbuhan lain. Parasit adalah sejenis
tumbuhan atau hewan yang hidup di dalam, melekat, maupun tinggal bersama
organisme lainnya dan mendapatkan makanan, perlinfungan, maupun pertolongan
dari tuan rumahnya. Parsit dapat bersifat tetap, artinya dapat hidup jika
tinggal di inagnya yang masih hidup (Parasit obligat) atau dapat hidup baik
meski inagnya dalam keadaan hidup atau mati. Terdapat 4 famili yang dianggap
sebagai parasit berbahaya dan bertindak sebagai gulma parasit yaitu famili
Custucaceae (Tali Putri), Famili Loranthaceae (Archeuthobium, Phoradendron, Viscum), Famili Orobanchaceae (Orobanche), dan Famili Scrophulariaceae
(Striga sp.). Jenis gulma parasit ini
merupakan jenis yang ppenting dalam kaitannya dengan tanaman pertanian dan
kehutanan (Sastroutomo, 1990).
Orobanche Striga sp.
Sumber:
www.parasiticplants.siu.edu Sumber: www.forestryimages.org
Adaptasi
gulma parasit untuk pemencaran biji dan perkecambahan. Untuk mempertahankan dirinya dari kematian, keambah
dan gulma paasit harus dengan sepat mendapatkan inag yang sesuai. Pada tali
putri memiliki biji yang ukurannya relative lebih besar sehingga memiliki cukup
persediaan makanan yang memungkinkan serabut akar dapat tumbuh dengan pesat
sebelum memperoleh inang. Kecambah tali putri perlu mendapatkan inag selama 4-9
hari. Mekanisme lain yang digunakan untuk memungkinkan biji glma parasit
terpencar dan mendapatkan inag yang sesuai adalah melalui perantara burung
seperti pada Phoradendron. Archeuthobium memecahkan kulit buahnya
sehingga biji akan terlempar ke batang tanaman yang lain (Sastroutomo, 1990).
Phoradendron Archeuthobium
Sumber: www.sbs.utexas.edu Sumber:
www.fireflyforest.com
Adaptasi lain yang digunakan untuk menentukan lokasi
iang dilakukan dengan identifikasi cairan kimiawi yang dihasilkan oleh akar
tanaman inag. Biji tanaman parasit akan tumbuh ketika tersentuh cairan yang
dikeluarkan oleh akar. Kebutuhan cairan kimiawi ini dapat dijumpai pada biji Orobanche dan Striga (Sastroutomo, 1990).
Bagian organ parasit yang penting untuk melekat dan
menembus jaingan tanaman iduk disebut haustorium. Struktur dan komposisinya
sangat berariasi tergantung pada jenis gulma parasitnya. Haustorium berfungsi
sebagai pelekat dan penyerap makanan tanaman inang (Sastroutomo, 1990).
2.2.2 Interaksi Positif
Ada kemungkinan bahwa interaksi tumbuh-tumbuhan tidak
memberikan pengaruh apa pun satu sama lainnya dan situasi ini dikenal sebagai
neutralisme. Interaksi neutralisme jarang sekali ditemukan. Di alam, interaksi
ini dapat ditemukan pada waktu individu masih sangat kecil atau jarak antara
kedua organisme sangat jauh sehingga tidak memungkinkan terjadinya interaksi.
Selain netralisme ada juga interaksi positif yang merupakan interaksi di mana
salah satu atau kedua jenis individunya mendapat keuntungan dari adanya
interaksi, yang termasuk dalam interaksi positif adalah komensalisme (jika
salah satu jenis tumbuhan mendapat keuntungan sedangkan yang lainnya tidak),
protokoperasi (jika kedua individu mendapat keuntungan dari adanya interaksi
tetapi tidak jika interaksinya ditiadakan) dan mutualisme (jika keduanya
mendapat keuntungan jika ada interaksi
dan akan saling dirugikan jika interaksinya ditiadakan). Komensalisme dan
protokoperasi bersifat fakultatif dan interasina tidak begitu penting sedangkan
mutualisme bersifat obligatif (kedua organisme saling tergantung satu sama
lain).
2.3 Keuntungan dan Kerugian yang Dapat Disebabkan Akibat Adanya
Interaksi Antara Gulma dengan Tanaman Budidaya.
Interaksi
antara gulma dan tanaman budi daya dapat merugikan baik secara langsung atau
tidak langsung (Tritrosoedirdjo et al, 1984). Keberadaan gulma pada area
tanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian secara langsung baik dari segi
kuantitas maupun kualitas produksi, kerugian yang ditimbulkan oleh gulma di antaranya
menurunkan hasil akibat persaingan dalam perolehan air, udara, unsur hara, dan ruang
(Rukmana R, 1999). Kerugian yang disebabkan oleh gulma dari segi lingkungan
yaitu praktek pertanian dan pengendalian gulma akan mengubah keadaan alam, pada
satu pihak hal ini akan menghasilkan bahan keperluan hidup manusia, tetapi juga
menyebabkan beberapa hal yang merusak lingkungan seperti erosi, dan pengendapan
yang menyebabkan kerusakan pada danau serta terjadinya pencemaran oleh
pestisida pada lingkungan, namun kehadiran gulma di perkebunan mempunyai
manfaat yang tidak sedikit, di antaranya: digunakan untuk memperbaiki drainase
khususnya menurunkan permukaan air tanah yang terlalu tinggi pada lahan-lahan
yang drainasenya kurang baik, gulma jenis Panikum
maximum di pergunakan untuk penutup tanah pada tanaman pisang dan digunakan
untuk memberantas nametoda Radopholus
similis selain itu, bagi hewan seperti serangga, memanfaatkan gulma sebagai
habitat dan tempat mencari makan (Tritrosoedirdjo et al, 1984). Kerugian tidak
langsung misalnya gulma akan menjadi inang sementara hama penyakit tanaman,
menimbulkan gangguan bagi pengguna jalan raya (gulma merambat menutupi jalan)
dan meningkatkan biaya produksi dan biaya pemeliharaan lahan.
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Adanya Interaksi
Antara Gulma Dengan Tanaman Budidaya.
Menurut Manurung
(2012), interaksi yang
mengacu pada persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan di
pengaruh oleh beberapa faktor.
Adapun interaksi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
Adapun interaksi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.
Jenis tanaman
Sifat-sifat biologi tanaman, sistem perakaran, bentuk
pertumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang
menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk
daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi
sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
b.
Kepadatan tumbuhan
Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan
menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang
tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
c.
Penyebaran tanaman
Penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran
biji dan melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman yang menyebar
melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat
dipengaruhi faktor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan
air.
d.
Waktu
Waktu yang dimaksud adalah lamanya tanaman sejenis
hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang
paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
ü Interaksi
pupulasi tumbuhan merupakan suatu hubungan timbal balik tumbuhan dengan populasi yang berada di
sekitarnya. Interaksi dapat bersifat positif, negatif dan netral, contoh
interaksi tumbuhan antara lain neutralisme, kompetisi, amensalisme, parasitisme,
predasi, komensalisme, protokooperasi, dan mutualisme
ü Interaksi
antara gulma dan tanaman budi daya dapat merugikan baik secara langsung atau
tidak langsung , misalnya menimbulkan kerugian secara langsung baik dari segi
kuantitas maupun kualitas produksi, menurunkan hasil panen, mengubah keadaan
alam juga menyebabkan beberapa hal yang merusak lingkungan seperti erosi, dan
pengendapan yang menyebabkan kerusakan pada danau serta terjadinya pencemaran
oleh pestisida pada lingkungan. Namun kehadiran gulma di perkebunan mempunyai
manfaat yang tidak sedikit, contohnya digunakan untuk memperbaiki drainase
khususnya menurunkan permukaan air tanah yang terlalu tinggi pada lahan-lahan
yang drainasenya kurang baik.
ü Interaksi pada
tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu jenis tanaman, kepadatan
tumbuhan, penyebaran tanaman, waktu, jarak antara faktor tumbuh yang
terbatas, besarnya daya kompetitor..
DAFTAR RUJUKAN
Fadhly, A.F. & Tabri, Fahdiana. Tanpa Tahun. Pengendalian Gulma pada Pertanaman Jagung.
(Online), (http://balitsereal.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/satulima.pdf),
diakses pada 9 Februari 2015.
Manurung,binari,rosita tarigan,zulkipli
simatupang.2012.Panduan Teori Ekologi Tumbuhan.medan.universitas
negeri medan.
Mas’ud, Hidayati. 2009. Komposisi dan Efisiensi
Pengendalian Gulma pada Pertanaman Kedelai dengan Penggunaan Bokashi. Jurnal Agroland. (Online): 16 (2),
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10863&val=752),
diakses pada 9 Februari 2015.
Rogomulyo, Rohlan, Tanpa Tahun. Pengolahan Gulma. (Online), (http://elisa1.ugm.ac.id/files/AT.SOEJONO/3Lged5Xf/PENGELOLAAN%20GULMA.pdf),
diakses pada 9 Februari 2015.
Sastroutomo, Soetikno S.. 1990. Ekologi
Gulma. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tjokrowardojo, Agus Sudiman & Djauhariya, Endjo.
Tanpa Tahun. Gulma dan Pengendaliannya Pada
Budidaya Tanaman Nilam. (Online),
(http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/images/publikasi/monograph/nilam/GULMA%20DAN%20PENGENDALIANNYA%20PADA%20BUDIDAYA.pdf),
diakses pada 9 Februari 2015.
Zimhadl, Robert L.. 2007. Fundamentals
of Weed Science. United States of America: Academic Press publications.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar