Kamis, 05 Maret 2015

METABOLISME MIKROBIA PART 2



METABOLISME BAKTERI



MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Matakuliah Mikrobiologi
Yang dibina oleh Bapak M. Noviar Darkuni







Oleh Kelompok 5:
Denny Fahrudin Mardiansyah 120342422502
Istamaya Ariani 120342400167
Luana Indah Sari 120342400168










UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Setiap makhuk hidup pasti memiliki karakteristik tertentu yang sesuai dengan peran kehidupannya di dunia. Begitu juga dengan bakteri, memiliki karakteristik tertentu yang berbeda-beda dari satu jenis dengan jenis yang lainnya. Seperti makhluk hidup lainnya juga, bakteri berinteraksi dengan lingkungannya yang salah satunya adalah manusia. Interaksi antara bakteri dan manusia ini dapat bersifat positif maupun negative. Positif apabila menguntungkan kelangsungan hidup manusia, sedangkan negative apabila bersifat merugikan atau membahayakan kehidupan manusia.
Manusia memang merupakan makhluk yang dibekali akal dan pikiran sehingga dalam berinteraksi dengan makhluk hidup manapun pasti akan berusaha agar kondisinya selalu diuntungkan. Interaksi antara manusia dan bakteri pun oleh manusia diusahakan agar selalu menguntungkan manusia. Oleh karena itu, manusia mempelajari karakteristik masing-masing jenis bakteri untuk mengetahui peran masing-masing bakteri tersebut di alam. Setelah itu manusia mulai untuk memanfaatkan bakteri untuk kepentingannya dengan lingkungan yang direkayasa agar cocok dengan kebutuhan bakteri tersebut seperti saat berada di alam.
Dalam mempelajari karakteristik bakteri salah satu yang cukup penting adalah kegiatan metabolism yang terjadi dalam tubuh bakteri tersebut. Apabila telah diketahui jalur-jalur metabolism di dalam tubuh suatu bakteri, maka manusia akan dapat memanfaatkan secara optimal kehadiran bakteri itu untuk kebutuhan manusia. Selain itu, pengetahuan tentang jalur metabolism pada bakteri dapat digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri demi kebutuhan manusia misalnya dalam pengawetan makanan. Oleh karena itulah “Metabolisme Bakteri” perlu dipelajari pada bahasan kali ini.

B.     Tujuan
1.      Memahami pengertian metabolism pada mikroba
2.      Memahami macam metabolism yang dilakukan oleh mikroba
3.      Memahami peranan dan macam enzim dalam metabolisme mikroba
4.      Memahami produksi energy (bioenergetik), jalur glikolisis (emdem Mayerhoof Pathway (EMP), Heksosa Monophosphat pathway (HMP)




BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Metabolism Pada Mikroba
Metabolisme atau pertukaran zat pada makhluk hidup, mencakup semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel yang menghasilkan energi dan menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan seluller yang menghasilkan zat sisa (Tarigan.1988).  Reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh mikrobia dapat dibedakan menjadi anabolisme dan katabolisme.  Proses katabolisme disebut juga bioenergi, sedangkan proses anabolisme disebut biosintesis.
Dalam tubuh mikroorganisme reaksi-reaksi kimia dipercepat oleh enzim yaitu katalisator organik (biokatalisator) yang dihasilkan oleh sel. Setelah reaksi berlangsung enzim tidak mengalami perubahan jumlah sehingga jumlah enzim sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim mempunyai spesifitas yang tinggi terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis reaksi yang dikatalisis. Enzim melakukan berbagai aktifitas fisiologik seperti penyusunan bahan organik, pencernaan, dan pembongkaran zat yang memerlukan aktivator berupa biokatalisator (Dwidjoseputro. 1978).
Prosesnya berjalan berlawanan itu terjadi secara bersamasama atau simultan, namun  dengan pola, laju serta keteraturan yang teramat cermat. Keseluruhan proses terjadi dan terpelihara secara otomatis karena adanya regulasi serta kordinasi yang tepat. Secara umum dapat dikatakan  bahwa metabolisme diseluruh jaringan tubuh terjadi pada kondisi yang sama atau  paling  tidak kondisi reaksinya memerlukan persyaratan  fisikokimia serta kimia yang tidak banyak berbeda satu dari  yang  lain. Secara  singkat dapat dikatakan  bahwa dengan sistim regulasi dan kontrol, metabolisme di dalam tubuh terjadi  dalam keadaan mantap (Akarim.2005).
Menurut Dwidjoseputro (1978) Metabolisme memikili manfaat yaitu: 
  • Synthesa bagian sel (dinding sel, membran sel, dan substansi sel lainnya)
         Synthesis enzim, Asam Nukleat, Polysakarid, Phospholipids, atau komponen sel lainnya agar materi sel tetap terorganisir
         Mempertahankan kondisi sel (optimal) dan memperbaiki bagian sel yang rusak agar selalu dalam keadaan hidup
         Pertumbuhan dan Perbanyakan dengan membentuk komponen sel yang baru
         Penyerapan hara dan ekskresi senyawa yang tidak diperlukan atau waste products
         Pergerakan (Motilitas)

Terdapat 3 fase dalam pengubahan senyawa pada proses metabolisme yaitu:
1.      Katabolisme
Katabolisme adalah sebuah proses pembongkaran atau perombakan suatu molekul-molekul substrat (makromolekul) yang bertenaga potensial tinggi menjadi molekul-molekul anorganik yang lebih sederhana dan membebaskan sejumlah energi (Tarigan.1988).
Katabolisme menyebabkan molekul organik nutrien seperti karbohidrat, lipida dan protein yang datang dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam reaksireaksi secara bertahap menjadi produk akhir yang  lebih kecil dan sederhana seperti asam laktat, CO2 dan amonia. Proses katabolisme diikuti dengan pelepasan energi bebas yang telah disimpan di dalam struktur kompleks molekul organik yang lebih besar tersebut. Proses katabolisme menghasilkan ATP, proton motive force, menurunkan  tenaga dan pengambilan nutrisi serta pembentukan rangka karbon dalam jalur metabolisme inti.


 








                                                                                                         
           



Gambar proses katabolisme (Tarigan.1988).

2.      Amphibolisme yaitu proses pembentukan intermediate (senyawa antara) Terjadi pembentukan building blocks (senyawa pembangun), misalnya asam amino, purin, pirimidin, gula-gula fosfat, asam organik, dan metabolit lain (asam organik dan ester fosfat).
3.      Anabolisme yaitu proses pembentukan senyawa-senyawa organik yang bertenaga potensial tinggi dari senyawa-senyawa atau molekul sederhana yang berpotensial rendah (Tarigan.1988).  Reaksi ini membutuhkan energi yang diperoleh dari reaksi-reaksi bioenergi dan terjadi dalam tubuh makluk hidup sehingga disebut biosintesis yang terjadi endorgenik. Senyawa organik di sintesis menjadi komponen  sel (sintesis senyawa material) seperti biosintesis asam amino, lipid, dsb, kemudian dijadikan senyawa makromolekul seperti protein dan asam nukleat (sintesis polimer).
Metabolisme memikili empat fungsi spesifik: 
  1. Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi zat makanan yang kaya energi. 
  2. Untuk mengubah melekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi  makromolekul sel. 
  3. Untuk menggabungkan unitunit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipida, polisakarida dan komponen sel lainya.
  4. Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi khusus sel (Palczar.2008).
Macam Metabolism Yang Dilakukan Oleh Mikroba
  1. Metabolisme polisakarida
Bakteri mensintesis glikogen dari ADPG (Adenosine diphospate glucose) yang mana molekulnya terbentuk, apabila ADP bergabung dengan glukosa dan gugus fosfatnya dibebaskan. Hewan mensintesis glikogen dan karbohidrat lain dari UDPG. Senyawa lain yang berikatan dengan UDPG adalah UDPNAG yang merupakan senyawa yang penting dalam biosintesis peptidoglikan yang merupakan pembentuk dinding sel bakteri (Tarigan.1988).
  1. Metabolisme lipida
Mikroorganisme dapat mensintesis lemak dengan gabungan dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak yang merupakan senyawa hidrokarbon berantai panjang akan terbentuk bila 2 fragmen karbon dari sati asetil ko A ditambahkan satu sama lainnya. Pautan antara enzim dari gliserol dan asam lemak merupakan senyawa biosintesis dari asam lemak sederhana. Lipid merupakan komponen penyusun membran plasma pada dinding sel mikrobia yang bisa dalam bentuk fosfolipid, glikolipid, lipoprotein, dsb. Pada beberapa bakteri seperti pseodomonas, Bacillus, Coli, bisa tumbuh pada medium lemak. Lipid juga membantu pembentukan dinding sel bakteria gram negatif, dan sama halnya dengan karbohidrat lipid juga menjadi cadangan energi (Palczar. 2008).


 













Sumber: Tarigan 1988
  1. Metabolisme asam amino
Asam amino dibutuhkan untuk mensintesis macam-macam protein. Beberapa organisme seperti E.Coli mengandung enzim yang dibutuhkan untuk mensitesis asam amino. Mikroba dapat mensintesis asam amino dapat mensintesis asama amino secara langsung ataupun melalui perantaraan metabolisme karbohidrat. Sumber prekusor yang penting pada sintesis asam amino adalah siklus krebs. Pada siklus ini suatu gugus amin, dapat ditambahkan pada asam piruvat atau asam organik (sirin-glisin, glutamat, fosfoenol piruvat, oksaloasetat) yang sesuai dan dapat merubah kedua asam tersebut menjadi asam amino. Peristiwa ini disebut aminasi. Peranan asam amino adalah untuk mensintesis asam amino (Tarigan.1988).
  1. Metabolisme purin dan pirimidin (Nukleotida)
Dalam inti sel terdapat asam amino nukleat dari DNA dan RNA. Perbedaan antara kedua jenis, asam nukleat ini terletak pada bagian (Sub unit) nukleotidanya. Nukleotida merupakan prekusor dari asam nukleat yang dari purin atau purimidin yang terikat pada gula ribosa fosfat. Asam amino tertentu misalnya asam aspartat, glisin dan glutamin memegang peran penting dalam biosintesis purin dan pirimidin.



 














Sumber: Tarigan 1988

Peranan Dan Macam Enzim Dalam Metabolisme Mikroba
Transformasi biokimia dalam menghasilkan energi dapat terjadi didalam bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal sebagai enzim. Enzim memiliki sifat katalitik yng khas dari enzim seperti enzim meningkatkaj laju reaksi pada kondisi biasa (fisiologik), enzim berfungsi denagn spesifisitas yang tinggi terhadap substrat dan reaksi yang dikatalisis, enzim meningkatkan laju reaksi disbanding katalisis biasa (Page,1985)
Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.  Metabolisme atau penggunaan molekul organik ini dapat menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri. Berikut merupakan enzim yang digunakan dalam metabolisme mikroba.
1.      Enzim  Î’-galaktosidase dalam fermentasi karbohidrat
Kemampuan memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk fermentasi yang dihasilkan merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi mikroorganisme. Hasil akhir dari fermentasi karbohidrat ini ditentukan oleh sifat mikroba, media biakan yang digunakan, serta faktor lingkungan antara lain pH dan suhu. Media fermentasi harus mengandung senyawa yang dapat dioksidasi dan difermentasikan oleh mikroorganisme
Reaksi pemecahan ONPG (o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) termasuk dalam fermentasi karbohidrat. Enzim  Î’-galaktosidase merupakan enzim yang berfungsi untuk mengkatalisis pemecahan ONPG (o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) menjadi galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG (o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) merupakan  substrat alamiah dari enzim Î’-galaktosidase. Pemecahan ONPG (o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) tersebut merupakan cara beberapa bakteri seperti   E. coli untuk memperoleh sumber karbon selain dari laktosa.. Enzim  Î’-galaktosidase dapat mengkatalisis ONPG dengan reaksi sebagai berikut :
ONPG tidak berwarna tetapi setelah hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan timbul warna kuning pada larutan yang alkali. Tes ini dapat digunakan utuk identifikasi beberapa jenis bakteri.
2.      Enzim Sitrat Permease
Merupakan enzim yang mampu menguraikan natrium sitrat dari medium sehingga menghasilkan berbagai asam yang mampu mengubah pH medium.
3.        Enzim peroksida dismutase, dan peroksidase
Yaitu enzim yang  dapat mendekstruksi hidrogen peroksida (superoksids). Enzim tersebut terdapat pada bakteri yang memiliki flavoprotein dapat mereduksi O2 dengan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) atau superoksida (O2-). Kedua bahan ini merupakan bahan yang toksik dan menghancurkan kompenen sel dengan sangat cepat. Bakteri harus dapat mempertahankan diri seperti dengan produksi O2 atau akan terbunuh.
4.      enzim dehidrogenase
enzim dehidrogenase berfungsi mengkatalisis transfer elektron dan proton yang dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+ untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH pada Fosforilasi Oksidatif.
Produksi Energy (Bioenergetik)
Bioenergetik mikroba merupakan  cara mikroba dalam menghasilkan dan menggunakan energy.  Mikroba melakukan proses metabolisme melalui  serangkaian reaksi  kimia yang sangat banyaknya. Proses ini terdiri atas katabolisme yang merupakan  proses perombakan bahan disertai pembebasan energi (reaksi eksergonik), dan  anabolisme yaitu merupakan proses biosintesis yang memerlukan energi (reaksi endergonik) (Priani,2003).
Melalui reaksi Oksidasi-reduksi bakteri dapat memperoleh energi. Oksidasi adalah proses pelepasan electron sedang reduksi adalah proses penangkapan electron (Page,1985). Karena elektron tidak dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi adalah terbentuknya energi.
Fosforilasi Oksidatif
Pada umumnya reaksi oksidasi secara biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Fosforilasi oksidasi terjadi pada saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam serangkain transpor electron sampai akhirnya di tangkap oleh oksingen atau oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O.
1.      Tranfer elektron menuju oksigen melalui berbagai caier seperti flavoprotein,quinon maupun citekrom.
2.      Adanya tranfer elektron ini mengakibatkan aliran proton (H+)dari sito plasma ke luar sel. Jadi arah aliran adalah dari dalam ke luar. Hal ini akan menimbulkan peredaan konsentrasi proton atau dikenal dengan gradient pH.
3.      PH pada umunnya 7,5. Gradien pH terjadi jika pH di luar sel lebih kecil dari 7,5. Selanjutnya gradien pH bersama dengan potensial kekuatan (protonmotive force) yang menarik proton dari luar sel kembali ke dalam sel. Bersamaan dengan masuknya kembali proton tadi terbentuk energi yang digunakan untuk berbagai aktifitas sel.
4.      Pada membran terdapat enzim spesifik disebut dengan ATPase. Energi yang di sebabkan pada saat masuknya kembali proton tadi akan digunakan oleh ATPase untuk forforilasi ADP menjadi ATP. Energi ini di simpan dalam bentuk ikatan fosfat yang selanjutnya dapat di gunakan untuk aktifitas sel.

Ada dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup.
1.      Sinar matahari. Organismanya disebut dengan organism fotosintesis atau di kenal juga dengan organisma fototrofik.
2.      Oksidasi senyawa kimia. Organismanya disebut dengan organism kemosintesis kemotrofik atau autotrofik

Fotosintesis pada bakteri ada 2 macam:
1. Fotosintesis tipe Cynobacteria. Fotosintesis tipe ini sama dengan fotosintesis yang terjadi pada tanaman tingkat tinggi dengan keseluruhan reaksi adalah.
CO2 + 2H2O            sinar matahari          H2O + [ CH2o ]n + O2
                  Klorofil

pada sistem fotosintesis ini terdapat 2 fotosistem yaitu fotosistem (PS) I dan II. Aliran elektron dari PS II ke PS I selanjutnya mengubah NADP+ menjadi NADPH. Aliran eletktron yang demikian dikatakan noncyelic phosphorilation.
3.      Fotosintesis tipe Noncyanobacteria.
Kelompok bakteri ini tidak memiliki fotosistim II untuk menfotolisis H2O. Dengan demikian bakteri ini tidak pernah menggunakan air sebagai reduktan sehingga oksigen tidak pernah di hasilkan dari fotosintesis. Fotosintesis yang demikian berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga dikenal dengan fotosintesis anaerob. Jadi organisma ini memerlukan suplai senyawa organik sebagai donor hidrogennya Persamaan reaksi secara umum adalah:
Sinar matahari
CO2 +2H2A         H2O + [CH2O]n + 2A
Klorofil
Chemotrofik atau Autotrofik Organisme
Seperti halnya organisme fotosintetik, kelompok bacteri ini menggunakan CO2 sebagai sumber korban. Akan tetapi untuk mengubah CO2 menjadi material sel diperlukan energi dan NADPH. Pada bakteri fotosintetik energi dan NADPH ini diperoleh dari sinar matahari, akan tetapi pada organisma kemoutotrofdiperoleh dari oksidasi senyawa kimia. Priani (2003) menjelaskan bahwa Bacteri kemaoautotrof dikelompokkan menjadi beberapa generasi berdasarkan pada macam senyawa organik yang dioksidasi sebagai sumber energi.
Oksidasi sulfur, Thiobacillus
2S + 3O2 + 2H2O         2H2 SO4
Oksidasi amonia, Nitrosomonas
2NH4CI + 3O2         2HNO2 + 2HCI + 2H2O
 Oksidasi nitrit, Nitrobacter
2NaNO2 + O2         2 NaNO3
Oksidasi Hidrogen
2H2 + O2        2H2O
Oksidasi senyawa mengandung Fe, Siderocapsa
4FeCO3 + O2 + 6H2O        4Fe (OH)3 + 4CO2
Jalur Glikolisis (Emdem Mayerhoof Pathway (EMP)
Bakteri dalam kehidupannya memerlukan makronutrien dan mikronutrien. Salah satu makronutrien adalah karbon. Jenis dan jumlah karbon yang berbeda menyebabkan cara untuk memanfaatkannya juga berbeda sehingga terdapat beberapa cara bakteri dalam memanfaatkan karbon.
 Glikolisis atau EMP (Embden Meyerhof Parnas Pathway)
Glikolisis secara harafiah dapat diartikan menjadi “proses pemecahan gula” yang berasal dari dua kata di dalamnya yaitu “gliko” yang berarti gula dan “lisis” yang artinya pecah. Kusmiati dan Malik (2002) menyebutkan bahwa pada jalur glikolisis, glukosa akan menghasilkan asam piruvat yang selanjutnya akan direduksi menjadi menjadi asam laktat jika berada dalam kondisi anaerob.
Sasria (2011) menyebutkan bahwa tahapan-tahapan reaksi pada glikolisis melibatkan banyak enzim, berikut ini adalah macam enzim yang membantu pada tiap tahapan dalam glikolisis:
1.    Heksokinase
Tahap pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam reaksi. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Heksokinase merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari ATP kepada glukosa.

2.    Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya adalah isomerasi yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat dengan bantuan enzim fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor.

3.    Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim ini. Kerja enzim ini dibantu oleh ion Mg2+ sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP kepada fruktosa-6-fosfat. ATP akan berubah menjadi ADP setelah melepas 1 fosfatnya.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam proses metabolisme ini. Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat menghambat, dilain pihak adanya AMP, ADP, dan fruktosa-6-fosfat dapat merangsang enzim fosfofruktokinase.
4.Aldose
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian reaksi glikolisis adalah  penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksiaseton fosfat dan D-gliseraldehida-3-fosfat.
5. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi-aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebihlanjut dalam proses glikolisis adalah D-gliseraldehida-3-fosfat. Dalam sel terdapat enzim triosafosfat isomerase yang dapat mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat sehingga tidak akan terjadi penimbunan dihidroksiaseton fosfat.
6.Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD+. Sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat. Enzim ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-masing mengikat suatu molekul NAD+. Jadi tiap molekul enzim terikat dengan empat molekul NAD+.
7. Fosfogliseril Kinase
Reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini terbentuk satu molekul ATP.  Enzim ini memerlukan kofaktor Mg2+.
8. Fosfogliseril Mutase.
Enzim ini bekerja pada reaksi pengubahan asam -3- fosfogliserat menjadi asam -2-fosfogliserat. Enzi mini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari suatu atom C kepada atom C lain dalam satu molekul.
9. Enolase
Reaksi berikutnya ialah pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliseral dengan katalis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerja enzim enolase karena ion F- akan berikatan dengan ion Mg2+ dan fosfat membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini akan mengurangi jumlah ion Mg2+ sehingga berakibat efektivitas reaksi berkurang. Dalam reaksi ini digunakan NAD+ sebagai koenzim.
























Heksosa Monophosphat Pathway (HMP)


















Jalur heksosa monofosfat ini merupakan bagian dari jenis fermentasi asam laktat. Fermentasi asam laktat dibagi menjadi dua golongan berdasarkan hasil akhir yang diperoleh yakni homofermentatif dan heterofermentatif. Maksud dari homofermentatif adalah sebagian besar hasil akhirnya merupakan asam laktat, sedangkan heterofermentatif hasil akhirnya berupa asam laktat, asam asetat, etanol, dan karbon dioksida (Satria, 2005).
Jalur heksosa monofosfat ini adalah jalur yang ditempuh oleh asam piruvat ketika diubah menjadi asam laktat oleh bakteri yang jenis fermentasinya heterofermentatif. Pada golongan ini tidak terdapat enzim aldolase dan heksosa isomerase (Priscilla, 2009). Mekanismenya adalah piruvat akan diubah menjadi asam laktat dan diikuti dengan proses transfer electron dari NADH menjadi NAD+ (Phillip, 2007)

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Metabolisme merupakan semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel yang menghasilkan energi dan menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel dan untuk kegiatan-kegiatan seluller yang menghasilkan zat sisa
2. Macam metabolisme yang dilakukan oleh mikrobia antara lain biosintesis polisakarida, lipida, asam amino, dan nukleotida.


Daftar Rujukan
Akarim, Nazip. 2005. Bahan Kuliah Mikrobiologi Dasar. Palembang: Universitas Sriwijaya
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan
Kusmiati dan Amarila Malik. 2002. Aktivitas Bakteriosin dari Bakteri Leuconostoc mesenteroides Pbac1 pada Berbagai Media. Makara, Kesehatan, Vol.6  (1).
Page,David S. 1985. Prinsip Biokimia. Jakrta:  Penerbit Erlangga.
Palczar, Michael J. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press
Phillip, E. Pack. 2007. Cliffs A P Biology. University of Hawaii Press.
Priani, Nunuk. Metabolisme Bakteri. Medan: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Priscilla, C. Sanchez. 2009. Philippine Fermented Food: Principles and Technology. University of Hawaii Press
Satria, Hasrul Nur. 2005. Pembentukan Asam Organik oleh Isolat Bakteri Asam Laktat pada Media Ekstrak Daging Buah Durian (Durio zibethinus Murr.).Bioscientiae 2 (1): 15-24.
Sasria, Nia. 2011. Jalur Glikolisis, Komposisi Media dan Sumber Energi dari Bakteri Thiobacillus sp, (Online), (http://www.scribd.com/doc/81177620/Jalur-Glikolisis-Bakteri-Thiobacillus-Sp), diakses pada 29 September 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar