LAPORAN PRAKTIKUM
PENGHITUNGAN SAMPAH DI TPS
BENDUNGAN SUTAMI DAN 4 TPS DI KOTA MALANG
Oleh : Achmad Faiz (
120342422 )
Manzilatul Rachma ( 120342422470)
Nuzul Azmi Febriani ( 120342422477)
Rahma Sari N.R (
120342422484)
Sukma Qumain ( 120342422472)
Tiara Dwi Nurmalita ( 120342400172)
Virginia Zapta Dewi ( 120342422494)
DASAR
TEORI
Sampah
(solid waste) secara umum dapat
diartikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau
hewan yang tidak diinginkan atau digunakan lagi, baik berbentuk padat atau
setengah padat. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu
menghasilkan sampah dan hampir setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika
sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai
masalah seperti masalah estetika karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor
penyakit dan dapat menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya (Ruslinda,
2012).
Permasalahan
sampah tidak dapat terelakkan terutama di daerah perkotaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi. Konsekuensi dari
permasalahan tersebut dapat menimbulkan permasalahan yang serius terhadap
lingkungan seperti pencemaran terhadap tanah, air dan udara. Pencemaran
tersebut merupakan salah satu tugas pelayanan yang menjadi tanggung jawab
pemerintah kota untuk melakukan pengelolaan sampah. Pengelola sampah di
kota-kota besar di Indonesia mengangkut sampahnya ke lahan TPA hanya berkisar
antara 40 – 50% dari total timbulan sampah yang dihasilkan oleh sebuah kota
(Damhuri dalam Ramang, 2007).
Pengelolaansampah
kota yang saat ini banyak diterapkan di beberapa kota di Indonesia masih
terbatas pada sistem 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pembuangan). Sampah
dikumpulkan dari sumbernya, kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara
(TPS) dan akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Wahyono dalam
Budhiharjo, 2006).
Ilustrasi
Pertumbuhan Sampah
Ilustrasi
menggambarkan akumulasi dari jumlah penduduk yang dikalikan dengan sampah per
orang akan mempengaruhi pertumbuhan sampah yang terus berakumulasi pada
pembuangan di sumber sampah tersebut yang selanjutnya akan dikumpulkan kembali
untuk masuk pada proses selanjutnya (Surjandari, 2009).
Limbah
plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan
khususnya bagi pencemaran tanah. Bahan plastik merupakan bahan organik yang
tidak bisa terurai oleh bakteri. Dan alangkah baiknya jika limbah plastik
tersebut dapat digunakan lagi dengan cara mendaur ulang dan dijadikan produk
baru. Upaya pengelolaan daur ulang sampah plastik telah banyak dilakukan oleh
pemerintah, seperti dengan menyediakan tempat sampah yang sudah dipecah menjadi
beberapa kategori sampah (sampah basah dan sampah kering). Akan tetapi strategi
ini masih belum memberikan hasil yang signifikan dalam reduksi jumlah sampah
plastik. Dengan kata lain, manajemen yang ada saat ini belum sepenuhnya
berjalan efektif. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak
berdasarkan kategori sampah. Peningkatan pemahaman kepada masyarakat perlu dilakukan
baik dengan sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung (Pratiwi, Tanpa
Tahun).
TUJUAN
1. Mengetahui jumlah sampah yang
terkumpul di TPS Bendungan Sutami
2. Mengetahui jenis sampah yang terdapat
di TPS Bendungan Sutami
3. Mengetahui jumlah sampah pada empat
TPS di Kota Malang
DATA
Jenis Sampah
|
jumlah (kg)
|
Organik
|
27,99
|
Anorganik
|
|
plastik
|
12
|
kaca
|
1,2
|
kertas
|
7,14
|
karet
|
0,36
|
sterofom
|
0,24
|
total
|
48,93
|
Keterangan
TPS I :
Simpang Gajayana
TPS II :
Bendungan Sutami
TPS III :
Wilis
TPS IV :
Belakang Taman Makam Pahlawan
ANALISIS DATA
Penghitungan sampah di TPS Sumber Sari
Jumlah penduduk :
2800 jiwa
Jumlah Gerobak :
42
Total ½ gerobak :
48,93 kg
Total 1 gerobak :
48,93 x 2 = 97,86 kg
Total jumlah gerobak :
97,86 x 42 = 4110,12 kg
Pengambilan
dilakukan di 8 RW
1
RW = 7 RT;1 RT= 50 KK;1
KK = 5 orang
Jadi,
terdapat 14000 orang
Total sampah per KK :
14,679
Dari penghitungan
jumlah sampah yang dilakukan di TPS yang berada di Bendungan Sutami sekitar
pukul 06.30 sampai 09.30, penghitungan sampah diperoleh dari pengambilan sampah
sebanyak setengah gerobak dari satu gerobak sampah. Berdasarkan jumlah data
yang diperoleh diketahui bahwa jumlah sampah yang berada di bendungan sutami
sebanyak 4110,12 kg, total sampah setengah gerobak yang dihitung sebanyak 48,93
kg, sampah yang dihitung terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik,
sampah dipilah mana yang sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
27,99kg lebih banyak dan lebih berat daripada jumlah sampah anorganik. Sampah
organik yang yang dihitung terdiri dari jenis sampah sisa sayuran, sisa
makanan, sisa nasi, hewan mati, roti dsb. Sedangkan sampah anorganik yang sudah
dipilah didapatkan terdiri dari sampah plastik 12kg, kaca 1,2kg, kertas
7,14kg,karet 0,36 kg, dan jenis sampah sterofom sebanyak 0,24 kg. Jumlah sampah
se TPS jalan bendungan sutami diambil dari 8 RW, dari 1 RW terdapat 7 RT.
Sedangkan, dalam 1 RT terdapat 50 Kepala Keluarga, dan dalam 1 KK terdapat 5
orang. Jadi jika dianalisis jumlah sampah dalam 1 kepala keluarga sekitar
14,679 kg.
Dari hasil
penghitungan sampah yang berada di kota Malang, diperoleh data berupa jumlah
sampah dengan satuan kilogram dari TPS 1-4 ,sampah yang dihitung berbeda
jumlahnya. Sampah yang dihitung berupa sampah organik dan anorganik yang
terdiri dari sampah plastik,kain,kaca,kertas,karet,sterofom. Pada TPS 1
tepatnya dijalan daerah Simpang Gajayana, memiliki jumlah gerobak 22kg per
harinya terdiri dari plastik sebanyak 21 kg, kain 4 kg, kertas 13 kg dan sampah
organik sebanyak 35 kg.penghitungan sampah hanya setengah dari gerobak totalnya
yaitu 73kg,jika dilakukan jumlah penghitungan sampah sebanyak 1 gerobak maka
dikalikan 2 didapatkan hasil 146 kg sampah, jumlah sampah pada TPS 1 dengan
mengalikan satu gerobak dengan 22 gerobak yaitu sebanyak 3212.
Pada TPS 2 di jalan
Bendungan Sutami tiap harinya menghasilkan sampah sebanyak 42 gerobak. Yang
terdiri dari 12kg plastik, 1,2 kg kaca, 27,99kg sampah organik, 7,14 kg kertas,
0,36 karet,dan 0,24 serofom. Jika dijumlah totalnya sebanyak 48,93kg . satu
gerobak sampah sebanyak 97,86 kg. Pada TPS di bendungan sutami ini banyak
terdapat sampah Organik yang terdiri dari sisa makanan, sayuran, hewan mati.
Lalu jika dihitung jumlah sampah di bendungan sutami selama 1 hari dapat
dikalikan dengan jumlah gerobak, yaitu sebanyak 42 dikalikan dengan 97,86 yaitu
sebanyak 4110,12. Dan dilihat dari jumlah sampah perKK yaitu 14,679 kg.
Pada TPS 3 memiliki
jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 2800 jiwa, dan jumlah gerobak selama
sehari sebanyak 25 gerobak, jika dihitung sebanyak setengah gerobak didapatkan
sampah sebanyak 26,75 kg, dengan jenis sampah yaitu sampah organik sebanyak
13,4kg sedangakan anorganik seperti plastik sebanyak 11,4 kg, kaca 1,16 kg dan
sampah kertas 0,8kg. Total sampah dari semua jumlah gerobak selama satu hari
pada TPS 3 ini sebanyak 1338kg.
Sedangkan pada TPS
4 , total sampah yang dihasilkan dari setengah gerobak yaitu sebanyak 18,25kg,
dari jumlah sampah tersebut terdiri dari sampah organik sebanyak 5,5kg, sampah
yang lainnya yaitu plastik 6kg, kaca 4kg, kertas 2,75kg. Jumlah sampah setengah
gerobak jika dikali 2 sebanyak 36,5kg. Hasil ini merupakan jumlah sampah satu
gerobak. Jika dikalikan dengan jumlah gerobak sebanyak 25 gerobak maka
didapatkan penghitungan jumlah sampak seTPS 3 sebesar 1338kg. Jumlah sampah di
setiap KK kurang lebih yaitu sebesar 0,5475kg. Setelah semua sampah disetiap
TPS diketahui maka dapatkan jumlah total sampah se-kota Malang sebanyak 10302,62kg
dengan jumlah penduduk sebanyak 11000 jiwa, dan 134 gerobak sampah tiap
harinya. Sampah di kota malang tiap harinya mengalami penambahan.
PEMBAHASAN
TPS Sumbersari
merupakan salah satu TPS yang ada di kota Malang yang lokasinya di
tengah-tengah kota. Menurut UU No.8 tahun 2008, adanya strategi peningkatan
fungsi TPS menjadi tempat pengolahan sampah untuk mereduksi jejak karbon dan
mengurangi beban TPA ini layak menjadi menjadi tumpuan sistem pengelolaan
sampah di Kota Malang dan di kota-kota lain di Indonesia di masa yang akan
datang. Pertimbangannya adalah sebagai berikut. Pertama, sistem pengelolaan
sampah di Indonesia mengandalkan sistim pengumpulan di banyak TPS karena pada
umumya sampah diangkut dari sumber asalnya ke TPS dengan gerobak yang ditarik
oleh tenaga manusia. Kedua, dibandingkan dengan TPA, selama ini keberadaan TPS
di dalam kota relatif jarang menimbulkan kontroversi. Ketiga pengembangan TPS
untuk pengolahan sampah dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan
biaya yang relatif murah. Keempat, beberapa TPS telah melakukan praktek
pengolahan sampah untuk produk daur ulang dan kompos walaupun kapasitasnya
masih terbatas (Sunarto, dkk., 2013).
Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan, dapat
diketahui bahwa dalam satu hari, sampah yang dihasilkan di kelurahan Sumbersari
dan kemudian di kumpulkan di TPS Sumbersari adalah sebanyak 4110,12 kg. Jumlah
tersebut diketahui dari hasil kali antara jumlah sampah yang dijadikan sampel
yaitu sebanyak ½ gerobak, kemudian dikalikan 2 dan dikalikan dengan jumlah
gerobak yang ada, yaitu 42. Sampah yang dikumpulkan di TPS Sumbersari mayoritas
adalah sampah yang bersumber dari sampah domestik. Menurut Prihandarini dalam
Christian (2011), sampah domestik yaitu sampah yang sehari-harinya dihasilkan
akibat kegiatan manusia secara langsung, misalnya; dari rumah tangga, pasar,
sekolah, pusat keramaian, permukiman, dan rumah sakit.
Sampah dipilah-pilah antara sampah organik dan sampah
anorganik. Tujuannya adalah untuk membedakan sampah yang mudah didegradasi dan
yang sulit didegradasi. Menurut Santoso (2009), sampah organik disebut juga garbage,
yaitu sampah yang dapat membusuk (garbage), terdiri atas bahan-bahan
organik seperti sisa makanan,sayuran, daun, dan lainnya. Sampah jenis ini
sering disebut dengan sampah basah. Sedangkan sampah anorganik disebut juga rubbish
yaitu sampah yang tidak dapat atau sukar membusuk (rubbish) Sampah
ini terdiri atas bahan organik maupun anorganik seperti kertas, plastik, kaca,
logam, besi, dan lainnya, sampah jenis ini sering disebut sampah kering.
Berdasarkan analisis data, sampah organik yang ada di TPS Sumbersari adalah
sampah sisa sayuran, sisa makanan, sisa nasi, hewan mati, roti, kayu, daun,
rambut, dan lain sebagainya. Sedangkan sampah anorgaiknya ada plastik, kaca,
kertas, karet, stereofoam. Sampah organik yang dihasilkan di Kelurahan
Sumbersari jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sampah anorganiknya.
Jumla sampah organik adalah 27,99 kg per hari, sedangkan untuk sampah
anorganiknya ada 21,2 kg per hari. Hal tersebut dianggap baik karena jumlah
sampah organiknya lebih banyak daripada anorganik, sehingga sampah organik
tersebut dapat cepat didegradasi. Menurut Wardhana dalam Santoso (2009),
Komposisi bahan buangan organik dan anorganik perbandingannya kurang lebih 70 :
30, semakin banyak bahan buangan organik dibandingkan dengan bahan buangan
anorganik akan makin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan, karena
bahan organik lebih mudah didegradasi dan menyatu dengan lingkungan alam.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan,
dapat diketahui ternyata dalam satu kelurahan Sumbersari terdapat 2800 KK dan
jika jika tiap keluarga dianggap memiliki 5 anggota keluarga, maka jumlah
penduduk di Kelurahan Sumbersari adalah 14000 jiwa. Jumlah penduduk tersebut
mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Semakin banyak
jumlah penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak.
Menurut Santoso (2009), sampah baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat
dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Salah satu
faktor pentingnya adalah jumlah penduduk
disamping faktor penting yang lain seperti keadaan sosial ekonomi dan faktor
kemajuan teknologi. Semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya,
pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertumbuhan penduduk.
Pada praktikum sampah dilakukan di 4 TPS yang diamati di
wilayah kota malang, diantaranya TPS I Simpang Gajayana, TPS II Bendungan
Sutami (Sumbersari), TPS III, TPS IV. Berdasarkan hasil analisis diketahui
terdapat pada TPS I sampah yang dihasilkan sebanyak 3212 kg dalam satu hari,
pada TPS 2 sampah yang dihasilkan sebanyak 4110,12 kg dalam
satu hari. Pada TPS 3 jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 1338 kg, sedangkan
pada TPS 4 jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 1642.5 kg dalam satu hari.
Setelah semua sampah dietiap TPS diketahui maka diperoleh jumlah total sampah
di kota Malang sebanyak 10302,62 kg. sampah yang dilasilkan berbagai macam
jenisnya diantaranya sampah organik, sampah plastik, sampah kain, kaca, sampah
kertas, Karen dan juga sterofom. Berdasarkan analisis diketahui sampah yang
dihasilkan merupakan sampah domestik. Dari semua TPS diketahui jenis sampah
yang paling banyak dihasilkan adalah sampak organik, sampah organik ersebut
terdiri dari sisa makanan, serasah, kayu, hewan mati, sisa sayuran, roti dan
lain sebanaginya. Telah diketahui sampah paling banyak dihasilkan pada TPS 2
yang merupakan sampah buangan dari Sumbersari, hal tersebut dikarenakan
Sumbersari merupakan kawasan padat penduduk yang juga banyak mahasiswa yang
bermukim dikawasan tersebut.
Sampah yang dihasilkan di TPS diangkut lagi ke TPA
(Tempat Pembuangan Akhir), di TPA sampah dikelola kembali dengan dipilahan dan
didaur ulang kembali sampah yang masih dapat diolah kembali. Sampah perkotaan
merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah
menjadi permasalahan serius seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk akibat
arus urbanisasi, migrasi, dan aktivitas ekonomi. Akibat dari hal tersebut,
timbunan sampah Kota Palangka Malang saat ini mencapai 650 ton per hari, dan
sampah yang dihasilkan semakin hari semakin meningkat. Sampah merupakan hasil
sampingan dari kegiatan manusia sehari-hari. Jumlah sampah yang semakin besar
memerlukan pengolahan yang harus dilakukan secara bertanggungjawab. Selama
tahapan penangannan sampah banyak kegiatan dan fasilitas yang bila tidak
dilakukan/ disediakan dengan benar akan menimbulkan dampak yang berpotensi
menggaggu lingkungan.
Permasalahan
sampah tidak dapat terelakkan terutama di daerah perkotaan yang memiliki
tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi. Konsekuensi dari
permasalahan tersebut dapat menimbulkan permasalahan yang serius terhadap
lingkungan seperti pencemaran terhadap tanah, air dan udara. Pencemaran
tersebut merupakan salah satu tugas pelayanan yang menjadi tanggung jawab
pemerintah kota untuk melakukan pengelolaan sampah. Pengelola sampah di
kota-kota besar mengangkut sampahnya ke lahan TPA hanya berkisar antara 40 –
50% dari total timbulan sampah yang dihasilkan oleh sebuah kota (Damhuri dalam
Ramang, 2007). Pengelolaan sampah kota yang saat ini banyak diterapkan di
beberapa kota di Indonesia masih terbatas pada sistem 3P (Pengumpulan,
Pengangkutan, dan Pembuangan). Sampah dikumpulkan dari sumbernya, kemudian
diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan akhirnya dibuang ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) (Wahyono dalam Budhiharjo, 2006).
KESIMPULAN
·
Jumlah sampah yang terkumpul di TPS Sumbersari setiap
harinya sebanyak 4110,12 kg
·
Jenis sampah yang terdapat di 4 TPS Kota Malang
meliputi sampah organik dan anorganik. Sampah organik terdiri dari sisa-sisa
makanan sedang sampah anorganik meliputi, plastik, kain, kaca, karet, sterofom,
kertas.
·
Jumlah sampah yang terkumpul di 4 TPS se-Kota Malang
setiap harinya sebanyak 10302,62 kg
DAFTAR RUJUKAN
Budihardjo, Mochamad Arief. 2006. Studi
Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan
Sampah Di Tpa Dengan Mengunakan Aktivator Em4 (Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi, (Online), 1 (1):
25-30, (http://eprints.undip.ac.id/511/1/hal_25-30.pdf),
diakses 23 Oktober 2014.
Christian S, Joseph. 2011. Analisis Sistem Pengangkutan Sampah Kota
Makassar Dengan Metode Penyelesaian Vehicle Routing Problem (VRP) (Studi Kasus:
Kecamatan Mamajang). Tugas Akhir. Makassar. Universitas Hassanudin.
Pratiwi, Irma Hardi., Wignjoesoebroto,
Sritomo., Dewi, Dyah Santi. Tanpa Tahun. Sistem
Pengelolaan Sampah Plastik Terintegrasi dengan Pendekatan Ergonomi Total Guna
Meningkatkan Peran Serta Masyarakat (Studi Khusus Surabaya), (Online) (http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/SISTEM-PENGELOLAAN-SAMPAH-PLASTIK-TERINTEGRASI-DENGAN-PENDEKATAN-ERGONOMI-TOTAL.pdf)
diakses 23 Oktober 2014.
Ramang, Ruslan., Damanhuri, Enri.,
Padmi, Tri.,dkk. 2007. Pola Penangan Sampah di Daerah Perkotaan Berdasarkan
Karakteristik Tipe Rumah (Studi Kasus Kota Cimahi). Jurnal Teknik Lingkungan, (Online) 13 (1): 8-16, (http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/ruslan-dkk.pdf),
diakses 23 Oktober 2014.
Ruslinda, Yenni., Indah, Shinta.,
Laylani, Widya. 2012. Studi Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Sampah
Domestik Kota Bukittinggi. Jurnal Teknik
Lingkungan (UNAND), (Online), 9 (1): 1-12, (http://lingkungan.ft.unand.ac.id/images/fileTL/Dampak9-1/1-YNR.pdf),
diakses 23 Oktober 2014.
Santoso, Didik. 2009. Analisis dan Evaluasi Jumlah Peralatan Persampahan
di Kelurahan Pucang Sawit. Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Sunarto., Hadi, Sudharto P., dan Purwanto. 2013. Pengolahan Sampah Di TPS
Tlogomas Malang untuk Mereduksi Jejak Karbon. Prosiding Seminar Nasional
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. (Online),
(http://eprints.undip.ac.id/40649/1/017-Sunarto.pdf), diakses pada 23 Oktober
2014.
Surjandari,
Isti., Hidayatno, Akhmad., Supriatna, Ade. 2009. Model Dinamis Pengelolaan
Sampah Untuk Mengurangi Beban Penumpukan. Jurnal
Teknik Industri, (Online), 11 (2): 134-147, (http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/973.pdf),
diakses 23 Oktober 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar