Kamis, 05 Maret 2015

PENCEMARAN LINGKUNGAN : TPS DI KOTA MALANG



LAPORAN PRAKTIKUM
PENGHITUNGAN SAMPAH DI TPS BENDUNGAN SUTAMI DAN 4 TPS DI KOTA MALANG

Oleh : Achmad Faiz               ( 120342422      )
Manzilatul Rachma     ( 120342422470)
            Nuzul Azmi Febriani   ( 120342422477)
Rahma Sari N.R          ( 120342422484)
            Sukma Qumain           ( 120342422472)
Tiara Dwi Nurmalita   ( 120342400172)
Virginia Zapta Dewi   ( 120342422494)

DASAR TEORI
Sampah (solid waste) secara umum dapat diartikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia atau hewan yang tidak diinginkan atau digunakan lagi, baik berbentuk padat atau setengah padat. Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia selalu menghasilkan sampah dan hampir setiap hari manusia menghasilkan sampah. Jika sampah tersebut tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah estetika karena bau yang ditimbulkannya, menjadi vektor penyakit dan dapat menganggu kualitas tanah dan air tanah sekitarnya (Ruslinda, 2012).
Permasalahan sampah tidak dapat terelakkan terutama di daerah perkotaan yang memiliki tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi. Konsekuensi dari permasalahan tersebut dapat menimbulkan permasalahan yang serius terhadap lingkungan seperti pencemaran terhadap tanah, air dan udara. Pencemaran tersebut merupakan salah satu tugas pelayanan yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota untuk melakukan pengelolaan sampah. Pengelola sampah di kota-kota besar di Indonesia mengangkut sampahnya ke lahan TPA hanya berkisar antara 40 – 50% dari total timbulan sampah yang dihasilkan oleh sebuah kota (Damhuri dalam Ramang, 2007).
Pengelolaansampah kota yang saat ini banyak diterapkan di beberapa kota di Indonesia masih terbatas pada sistem 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pembuangan). Sampah dikumpulkan dari sumbernya, kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Wahyono dalam Budhiharjo, 2006).








Ilustrasi Pertumbuhan Sampah
Ilustrasi menggambarkan akumulasi dari jumlah penduduk yang dikalikan dengan sampah per orang akan mempengaruhi pertumbuhan sampah yang terus berakumulasi pada pembuangan di sumber sampah tersebut yang selanjutnya akan dikumpulkan kembali untuk masuk pada proses selanjutnya (Surjandari, 2009).
Limbah plastik merupakan masalah yang sudah dianggap serius bagi pencemaran lingkungan khususnya bagi pencemaran tanah. Bahan plastik merupakan bahan organik yang tidak bisa terurai oleh bakteri. Dan alangkah baiknya jika limbah plastik tersebut dapat digunakan lagi dengan cara mendaur ulang dan dijadikan produk baru. Upaya pengelolaan daur ulang sampah plastik telah banyak dilakukan oleh pemerintah, seperti dengan menyediakan tempat sampah yang sudah dipecah menjadi beberapa kategori sampah (sampah basah dan sampah kering). Akan tetapi strategi ini masih belum memberikan hasil yang signifikan dalam reduksi jumlah sampah plastik. Dengan kata lain, manajemen yang ada saat ini belum sepenuhnya berjalan efektif. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak berdasarkan kategori sampah. Peningkatan pemahaman kepada masyarakat perlu dilakukan baik dengan sosialisasi secara langsung maupun tidak langsung (Pratiwi, Tanpa Tahun).

TUJUAN
1. Mengetahui jumlah sampah yang terkumpul di TPS Bendungan Sutami
2. Mengetahui jenis sampah yang terdapat di TPS Bendungan Sutami
3. Mengetahui jumlah sampah pada empat TPS di Kota Malang

DATA
Jenis Sampah
jumlah (kg)
Organik
27,99
Anorganik

plastik
12
kaca
1,2
kertas
7,14
karet
0,36
sterofom
0,24
total
48,93










Keterangan
TPS I               : Simpang Gajayana
TPS II             : Bendungan Sutami
TPS III                        : Wilis
TPS IV            : Belakang Taman Makam Pahlawan

ANALISIS DATA
Penghitungan sampah di TPS Sumber Sari
Jumlah penduduk        : 2800 jiwa
Jumlah Gerobak          : 42
Total ½ gerobak          : 48,93 kg
Total 1 gerobak           : 48,93 x 2 = 97,86 kg
Total jumlah gerobak  : 97,86  x 42 = 4110,12 kg
Pengambilan dilakukan di 8 RW
1 RW = 7 RT;1 RT= 50 KK;1 KK = 5 orang
Jadi, terdapat 14000 orang
Total sampah per KK  : 14,679

Dari penghitungan jumlah sampah yang dilakukan di TPS yang berada di Bendungan Sutami sekitar pukul 06.30 sampai 09.30, penghitungan sampah diperoleh dari pengambilan sampah sebanyak setengah gerobak dari satu gerobak sampah. Berdasarkan jumlah data yang diperoleh diketahui bahwa jumlah sampah yang berada di bendungan sutami sebanyak 4110,12 kg, total sampah setengah gerobak yang dihitung sebanyak 48,93 kg, sampah yang dihitung terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik, sampah dipilah mana yang sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik 27,99kg lebih banyak dan lebih berat daripada jumlah sampah anorganik. Sampah organik yang yang dihitung terdiri dari jenis sampah sisa sayuran, sisa makanan, sisa nasi, hewan mati, roti dsb. Sedangkan sampah anorganik yang sudah dipilah didapatkan terdiri dari sampah plastik 12kg, kaca 1,2kg, kertas 7,14kg,karet 0,36 kg, dan jenis sampah sterofom sebanyak 0,24 kg. Jumlah sampah se TPS jalan bendungan sutami diambil dari 8 RW, dari 1 RW terdapat 7 RT. Sedangkan, dalam 1 RT terdapat 50 Kepala Keluarga, dan dalam 1 KK terdapat 5 orang. Jadi jika dianalisis jumlah sampah dalam 1 kepala keluarga sekitar 14,679 kg.
Dari hasil penghitungan sampah yang berada di kota Malang, diperoleh data berupa jumlah sampah dengan satuan kilogram dari TPS 1-4 ,sampah yang dihitung berbeda jumlahnya. Sampah yang dihitung berupa sampah organik dan anorganik yang terdiri dari sampah plastik,kain,kaca,kertas,karet,sterofom. Pada TPS 1 tepatnya dijalan daerah Simpang Gajayana, memiliki jumlah gerobak 22kg per harinya terdiri dari plastik sebanyak 21 kg, kain 4 kg, kertas 13 kg dan sampah organik sebanyak 35 kg.penghitungan sampah hanya setengah dari gerobak totalnya yaitu 73kg,jika dilakukan jumlah penghitungan sampah sebanyak 1 gerobak maka dikalikan 2 didapatkan hasil 146 kg sampah, jumlah sampah pada TPS 1 dengan mengalikan satu gerobak dengan 22 gerobak yaitu sebanyak 3212.
Pada TPS 2 di jalan Bendungan Sutami tiap harinya menghasilkan sampah sebanyak 42 gerobak. Yang terdiri dari 12kg plastik, 1,2 kg kaca, 27,99kg sampah organik, 7,14 kg kertas, 0,36 karet,dan 0,24 serofom. Jika dijumlah totalnya sebanyak 48,93kg . satu gerobak sampah sebanyak 97,86 kg. Pada TPS di bendungan sutami ini banyak terdapat sampah Organik yang terdiri dari sisa makanan, sayuran, hewan mati. Lalu jika dihitung jumlah sampah di bendungan sutami selama 1 hari dapat dikalikan dengan jumlah gerobak, yaitu sebanyak 42 dikalikan dengan 97,86 yaitu sebanyak 4110,12. Dan dilihat dari jumlah sampah perKK yaitu 14,679 kg.
Pada TPS 3 memiliki jumlah penduduk sebanyak kurang lebih 2800 jiwa, dan jumlah gerobak selama sehari sebanyak 25 gerobak, jika dihitung sebanyak setengah gerobak didapatkan sampah sebanyak 26,75 kg, dengan jenis sampah yaitu sampah organik sebanyak 13,4kg sedangakan anorganik seperti plastik sebanyak 11,4 kg, kaca 1,16 kg dan sampah kertas 0,8kg. Total sampah dari semua jumlah gerobak selama satu hari pada TPS 3 ini sebanyak 1338kg.
Sedangkan pada TPS 4 , total sampah yang dihasilkan dari setengah gerobak yaitu sebanyak 18,25kg, dari jumlah sampah tersebut terdiri dari sampah organik sebanyak 5,5kg, sampah yang lainnya yaitu plastik 6kg, kaca 4kg, kertas 2,75kg. Jumlah sampah setengah gerobak jika dikali 2 sebanyak 36,5kg. Hasil ini merupakan jumlah sampah satu gerobak. Jika dikalikan dengan jumlah gerobak sebanyak 25 gerobak maka didapatkan penghitungan jumlah sampak seTPS 3 sebesar 1338kg. Jumlah sampah di setiap KK kurang lebih yaitu sebesar 0,5475kg. Setelah semua sampah disetiap TPS diketahui maka dapatkan jumlah total sampah se-kota Malang sebanyak 10302,62kg dengan jumlah penduduk sebanyak 11000 jiwa, dan 134 gerobak sampah tiap harinya. Sampah di kota malang tiap harinya mengalami penambahan.

PEMBAHASAN
TPS Sumbersari merupakan salah satu TPS yang ada di kota Malang yang lokasinya di tengah-tengah kota. Menurut UU No.8 tahun 2008, adanya strategi peningkatan fungsi TPS menjadi tempat pengolahan sampah untuk mereduksi jejak karbon dan mengurangi beban TPA ini layak menjadi menjadi tumpuan sistem pengelolaan sampah di Kota Malang dan di kota-kota lain di Indonesia di masa yang akan datang. Pertimbangannya adalah sebagai berikut. Pertama, sistem pengelolaan sampah di Indonesia mengandalkan sistim pengumpulan di banyak TPS karena pada umumya sampah diangkut dari sumber asalnya ke TPS dengan gerobak yang ditarik oleh tenaga manusia. Kedua, dibandingkan dengan TPA, selama ini keberadaan TPS di dalam kota relatif jarang menimbulkan kontroversi. Ketiga pengembangan TPS untuk pengolahan sampah dapat dilakukan dengan peralatan yang sederhana dan biaya yang relatif murah. Keempat, beberapa TPS telah melakukan praktek pengolahan sampah untuk produk daur ulang dan kompos walaupun kapasitasnya masih terbatas (Sunarto, dkk., 2013).
Berdasarkan analisis data yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam satu hari, sampah yang dihasilkan di kelurahan Sumbersari dan kemudian di kumpulkan di TPS Sumbersari adalah sebanyak 4110,12 kg. Jumlah tersebut diketahui dari hasil kali antara jumlah sampah yang dijadikan sampel yaitu sebanyak ½ gerobak, kemudian dikalikan 2 dan dikalikan dengan jumlah gerobak yang ada, yaitu 42. Sampah yang dikumpulkan di TPS Sumbersari mayoritas adalah sampah yang bersumber dari sampah domestik. Menurut Prihandarini dalam Christian (2011), sampah domestik yaitu sampah yang sehari-harinya dihasilkan akibat kegiatan manusia secara langsung, misalnya; dari rumah tangga, pasar, sekolah, pusat keramaian, permukiman, dan rumah sakit.
Sampah dipilah-pilah antara sampah organik dan sampah anorganik. Tujuannya adalah untuk membedakan sampah yang mudah didegradasi dan yang sulit didegradasi. Menurut Santoso (2009), sampah organik disebut juga garbage, yaitu sampah yang dapat membusuk (garbage), terdiri atas bahan-bahan organik seperti sisa makanan,sayuran, daun, dan lainnya. Sampah jenis ini sering disebut dengan sampah basah. Sedangkan sampah anorganik disebut juga rubbish yaitu sampah yang tidak dapat atau sukar membusuk (rubbish) Sampah ini terdiri atas bahan organik maupun anorganik seperti kertas, plastik, kaca, logam, besi, dan lainnya, sampah jenis ini sering disebut sampah kering. Berdasarkan analisis data, sampah organik yang ada di TPS Sumbersari adalah sampah sisa sayuran, sisa makanan, sisa nasi, hewan mati, roti, kayu, daun, rambut, dan lain sebagainya. Sedangkan sampah anorgaiknya ada plastik, kaca, kertas, karet, stereofoam. Sampah organik yang dihasilkan di Kelurahan Sumbersari jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan sampah anorganiknya. Jumla sampah organik adalah 27,99 kg per hari, sedangkan untuk sampah anorganiknya ada 21,2 kg per hari. Hal tersebut dianggap baik karena jumlah sampah organiknya lebih banyak daripada anorganik, sehingga sampah organik tersebut dapat cepat didegradasi. Menurut Wardhana dalam Santoso (2009), Komposisi bahan buangan organik dan anorganik perbandingannya kurang lebih 70 : 30, semakin banyak bahan buangan organik dibandingkan dengan bahan buangan anorganik akan makin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan, karena bahan organik lebih mudah didegradasi dan menyatu dengan lingkungan alam.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui ternyata dalam satu kelurahan Sumbersari terdapat 2800 KK dan jika jika tiap keluarga dianggap memiliki 5 anggota keluarga, maka jumlah penduduk di Kelurahan Sumbersari adalah 14000 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mempengaruhi jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya. Semakin banyak jumlah penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan juga akan semakin banyak. Menurut Santoso (2009), sampah baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Salah satu faktor pentingnya adalah  jumlah penduduk disamping faktor penting yang lain seperti keadaan sosial ekonomi dan faktor kemajuan teknologi. Semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya, pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertumbuhan penduduk.
Pada praktikum sampah dilakukan di 4 TPS yang diamati di wilayah kota malang, diantaranya TPS I Simpang Gajayana, TPS II Bendungan Sutami (Sumbersari), TPS III, TPS IV. Berdasarkan hasil analisis diketahui terdapat pada TPS I sampah yang dihasilkan sebanyak 3212 kg dalam satu hari, pada TPS 2 sampah yang dihasilkan sebanyak 4110,12 kg dalam satu hari. Pada TPS 3 jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 1338 kg, sedangkan pada TPS 4 jumlah sampah yang dihasilkan sebanyak 1642.5 kg dalam satu hari. Setelah semua sampah dietiap TPS diketahui maka diperoleh jumlah total sampah di kota Malang sebanyak 10302,62 kg. sampah yang dilasilkan berbagai macam jenisnya diantaranya sampah organik, sampah plastik, sampah kain, kaca, sampah kertas, Karen dan juga sterofom. Berdasarkan analisis diketahui sampah yang dihasilkan merupakan sampah domestik. Dari semua TPS diketahui jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampak organik, sampah organik ersebut terdiri dari sisa makanan, serasah, kayu, hewan mati, sisa sayuran, roti dan lain sebanaginya. Telah diketahui sampah paling banyak dihasilkan pada TPS 2 yang merupakan sampah buangan dari Sumbersari, hal tersebut dikarenakan Sumbersari merupakan kawasan padat penduduk yang juga banyak mahasiswa yang bermukim dikawasan tersebut.
Sampah yang dihasilkan di TPS diangkut lagi ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), di TPA sampah dikelola kembali dengan dipilahan dan didaur ulang kembali sampah yang masih dapat diolah kembali. Sampah perkotaan merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah menjadi permasalahan serius seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk akibat arus urbanisasi, migrasi, dan aktivitas ekonomi. Akibat dari hal tersebut, timbunan sampah Kota Palangka Malang saat ini mencapai 650 ton per hari, dan sampah yang dihasilkan semakin hari semakin meningkat. Sampah merupakan hasil sampingan dari kegiatan manusia sehari-hari. Jumlah sampah yang semakin besar memerlukan pengolahan yang harus dilakukan secara bertanggungjawab. Selama tahapan penangannan sampah banyak kegiatan dan fasilitas yang bila tidak dilakukan/ disediakan dengan benar akan menimbulkan dampak yang berpotensi menggaggu lingkungan.
Permasalahan sampah tidak dapat terelakkan terutama di daerah perkotaan yang memiliki tingkat pertumbuhan dan jumlah penduduk yang tinggi. Konsekuensi dari permasalahan tersebut dapat menimbulkan permasalahan yang serius terhadap lingkungan seperti pencemaran terhadap tanah, air dan udara. Pencemaran tersebut merupakan salah satu tugas pelayanan yang menjadi tanggung jawab pemerintah kota untuk melakukan pengelolaan sampah. Pengelola sampah di kota-kota besar mengangkut sampahnya ke lahan TPA hanya berkisar antara 40 – 50% dari total timbulan sampah yang dihasilkan oleh sebuah kota (Damhuri dalam Ramang, 2007). Pengelolaan sampah kota yang saat ini banyak diterapkan di beberapa kota di Indonesia masih terbatas pada sistem 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, dan Pembuangan). Sampah dikumpulkan dari sumbernya, kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan akhirnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) (Wahyono dalam Budhiharjo, 2006).
KESIMPULAN
·         Jumlah sampah yang terkumpul di TPS Sumbersari setiap harinya sebanyak 4110,12 kg
·         Jenis sampah yang terdapat di 4 TPS Kota Malang meliputi sampah organik dan anorganik. Sampah organik terdiri dari sisa-sisa makanan sedang sampah anorganik meliputi, plastik, kain, kaca, karet, sterofom, kertas.
·         Jumlah sampah yang terkumpul di 4 TPS se-Kota Malang setiap harinya sebanyak 10302,62 kg

DAFTAR RUJUKAN
Budihardjo, Mochamad Arief. 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu Alternatif Pengelolaan Sampah Di Tpa Dengan Mengunakan Aktivator Em4 (Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi, (Online), 1 (1): 25-30, (http://eprints.undip.ac.id/511/1/hal_25-30.pdf), diakses 23 Oktober 2014.
Christian S, Joseph. 2011. Analisis Sistem Pengangkutan Sampah Kota Makassar Dengan Metode Penyelesaian Vehicle Routing Problem (VRP) (Studi Kasus: Kecamatan Mamajang). Tugas Akhir. Makassar. Universitas Hassanudin.
Pratiwi, Irma Hardi., Wignjoesoebroto, Sritomo., Dewi, Dyah Santi. Tanpa Tahun. Sistem Pengelolaan Sampah Plastik Terintegrasi dengan Pendekatan Ergonomi Total Guna Meningkatkan Peran Serta Masyarakat (Studi Khusus Surabaya), (Online) (http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/SISTEM-PENGELOLAAN-SAMPAH-PLASTIK-TERINTEGRASI-DENGAN-PENDEKATAN-ERGONOMI-TOTAL.pdf) diakses 23 Oktober 2014.
Ramang, Ruslan., Damanhuri, Enri., Padmi, Tri.,dkk. 2007. Pola Penangan Sampah di Daerah Perkotaan Berdasarkan Karakteristik Tipe Rumah (Studi Kasus Kota Cimahi). Jurnal Teknik Lingkungan, (Online) 13 (1): 8-16, (http://www.ftsl.itb.ac.id/wp-content/uploads/2009/11/ruslan-dkk.pdf), diakses 23 Oktober 2014.
Ruslinda, Yenni., Indah, Shinta., Laylani, Widya. 2012. Studi Timbulan, Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kota Bukittinggi. Jurnal Teknik Lingkungan (UNAND), (Online), 9 (1): 1-12, (http://lingkungan.ft.unand.ac.id/images/fileTL/Dampak9-1/1-YNR.pdf), diakses 23 Oktober 2014.
Santoso, Didik. 2009. Analisis dan Evaluasi Jumlah Peralatan Persampahan di Kelurahan Pucang Sawit. Tugas Akhir. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sunarto., Hadi, Sudharto P., dan Purwanto. 2013. Pengolahan Sampah Di TPS Tlogomas Malang untuk Mereduksi Jejak Karbon. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. (Online), (http://eprints.undip.ac.id/40649/1/017-Sunarto.pdf), diakses pada 23 Oktober 2014.
Surjandari, Isti., Hidayatno, Akhmad., Supriatna, Ade. 2009. Model Dinamis Pengelolaan Sampah Untuk Mengurangi Beban Penumpukan. Jurnal Teknik Industri, (Online), 11 (2): 134-147, (http://puslit2.petra.ac.id/gudangpaper/files/973.pdf), diakses 23 Oktober 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar