METABOLISME
BAKTERI
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas
Matakuliah Mikrobiologi
Yang dibina oleh Bapak
M. Noviar Darkuni
Oleh Kelompok 5:
Denny Fahrudin
Mardiansyah 120342422502
Istamaya Ariani 120342400167
Luana Indah Sari
120342400168
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG (UM)
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN
BIOLOGI
Oktober
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap makhuk hidup
pasti memiliki karakteristik tertentu yang sesuai dengan peran kehidupannya di
dunia. Begitu juga dengan bakteri, memiliki karakteristik tertentu yang
berbeda-beda dari satu jenis dengan jenis yang lainnya. Seperti makhluk hidup
lainnya juga, bakteri berinteraksi dengan lingkungannya yang salah satunya
adalah manusia. Interaksi antara bakteri dan manusia ini dapat bersifat positif
maupun negative. Positif apabila menguntungkan kelangsungan hidup manusia,
sedangkan negative apabila bersifat merugikan atau membahayakan kehidupan
manusia.
Manusia memang
merupakan makhluk yang dibekali akal dan pikiran sehingga dalam berinteraksi
dengan makhluk hidup manapun pasti akan berusaha agar kondisinya selalu
diuntungkan. Interaksi antara manusia dan bakteri pun oleh manusia diusahakan
agar selalu menguntungkan manusia. Oleh karena itu, manusia mempelajari
karakteristik masing-masing jenis bakteri untuk mengetahui peran masing-masing bakteri
tersebut di alam. Setelah itu manusia mulai untuk memanfaatkan bakteri untuk
kepentingannya dengan lingkungan yang direkayasa agar cocok dengan kebutuhan bakteri
tersebut seperti saat berada di alam.
Dalam mempelajari
karakteristik bakteri salah satu yang cukup penting adalah kegiatan metabolism
yang terjadi dalam tubuh bakteri tersebut. Apabila telah diketahui jalur-jalur
metabolism di dalam tubuh suatu bakteri, maka manusia akan dapat memanfaatkan
secara optimal kehadiran bakteri itu untuk kebutuhan manusia. Selain itu,
pengetahuan tentang jalur metabolism pada bakteri dapat digunakan untuk
menghambat atau membunuh bakteri demi kebutuhan manusia misalnya dalam pengawetan
makanan. Oleh karena itulah “Metabolisme Bakteri” perlu dipelajari pada bahasan
kali ini.
B.
Tujuan
1. Memahami
pengertian metabolism pada mikroba
2. Memahami
macam metabolism yang dilakukan oleh mikroba
3. Memahami
peranan dan macam enzim dalam metabolisme mikroba
4. Memahami
produksi energy (bioenergetik), jalur glikolisis (emdem Mayerhoof Pathway (EMP),
Heksosa Monophosphat pathway (HMP)
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian
Metabolism Pada Mikroba
Metabolisme
atau pertukaran zat pada makhluk hidup, mencakup semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel yang
menghasilkan energi dan menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel
dan untuk kegiatan-kegiatan seluller yang menghasilkan zat sisa
(Tarigan.1988). Reaksi kimia yang
terjadi dalam tubuh mikrobia dapat dibedakan menjadi anabolisme dan
katabolisme. Proses katabolisme disebut
juga bioenergi, sedangkan proses anabolisme disebut biosintesis.
Dalam tubuh mikroorganisme reaksi-reaksi kimia
dipercepat oleh enzim yaitu katalisator organik (biokatalisator) yang
dihasilkan oleh sel. Setelah reaksi berlangsung enzim tidak mengalami perubahan
jumlah sehingga jumlah enzim sebelum dan setelah reaksi adalah tetap. Enzim
mempunyai spesifitas yang tinggi terhadap reaktan yang direaksikan dan jenis
reaksi yang dikatalisis. Enzim melakukan berbagai aktifitas fisiologik seperti
penyusunan bahan organik, pencernaan, dan pembongkaran zat yang memerlukan
aktivator berupa biokatalisator (Dwidjoseputro. 1978).
Prosesnya berjalan berlawanan itu terjadi
secara bersama‐sama atau
simultan, namun dengan pola,
laju serta keteraturan yang teramat cermat.
Keseluruhan proses terjadi dan terpelihara secara otomatis karena adanya
regulasi serta kordinasi yang tepat. Secara umum dapat dikatakan
bahwa metabolisme diseluruh jaringan tubuh terjadi pada kondisi yang sama
atau paling tidak kondisi reaksinya memerlukan persyaratan
fisikokimia serta kimia yang tidak banyak berbeda satu dari yang
lain. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dengan sistim
regulasi dan kontrol, metabolisme di dalam tubuh terjadi dalam keadaan mantap (Akarim.2005).
Menurut Dwidjoseputro (1978) Metabolisme memikili manfaat
yaitu:
- Synthesa bagian sel (dinding sel, membran sel, dan substansi sel lainnya)
•
Synthesis enzim, Asam
Nukleat, Polysakarid, Phospholipids, atau komponen sel lainnya agar materi sel
tetap terorganisir
•
Mempertahankan kondisi
sel (optimal) dan memperbaiki bagian sel yang rusak agar selalu dalam keadaan
hidup
•
Pertumbuhan dan Perbanyakan
dengan membentuk komponen sel yang baru
•
Penyerapan hara dan
ekskresi senyawa yang tidak diperlukan atau waste products
•
Pergerakan (Motilitas)
Terdapat 3 fase dalam pengubahan senyawa pada
proses metabolisme yaitu:
1.
Katabolisme
Katabolisme
adalah sebuah proses pembongkaran atau perombakan suatu molekul-molekul
substrat (makromolekul) yang bertenaga potensial tinggi menjadi molekul-molekul
anorganik yang lebih sederhana dan membebaskan sejumlah energi (Tarigan.1988).
Katabolisme menyebabkan molekul organik nutrien seperti
karbohidrat, lipida dan protein yang datang dari
lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri
terurai di dalam reaksi‐reaksi secara bertahap menjadi produk
akhir yang lebih
kecil dan sederhana seperti asam laktat, CO2 dan amonia.
Proses katabolisme diikuti dengan pelepasan energi bebas yang telah disimpan di
dalam struktur kompleks molekul organik yang lebih besar tersebut.
Proses katabolisme menghasilkan ATP, proton motive force, menurunkan tenaga dan pengambilan nutrisi serta
pembentukan rangka karbon dalam jalur metabolisme inti.
Gambar proses
katabolisme (Tarigan.1988).
2.
Amphibolisme yaitu proses pembentukan intermediate
(senyawa antara) Terjadi pembentukan building blocks (senyawa pembangun),
misalnya asam amino, purin, pirimidin, gula-gula fosfat, asam organik, dan
metabolit lain (asam organik dan ester fosfat).
3.
Anabolisme yaitu proses pembentukan senyawa-senyawa
organik yang bertenaga potensial tinggi dari senyawa-senyawa atau molekul
sederhana yang berpotensial rendah (Tarigan.1988). Reaksi ini membutuhkan energi yang diperoleh
dari reaksi-reaksi bioenergi dan terjadi dalam tubuh makluk hidup sehingga
disebut biosintesis yang terjadi endorgenik. Senyawa organik di sintesis
menjadi komponen sel (sintesis senyawa material) seperti biosintesis asam
amino, lipid, dsb, kemudian dijadikan senyawa makromolekul seperti protein dan
asam nukleat (sintesis polimer).
Metabolisme memikili empat fungsi spesifik:
- Untuk memperoleh energi kimia dari degradasi zat makanan yang kaya energi.
- Untuk mengubah melekul nutrien menjadi prekusor unit pembangun bagi makromolekul sel.
- Untuk menggabungkan unit‐unit pembangun ini menjadi protein, asam nukleat, lipida, polisakarida dan komponen sel lainya.
- Untuk membentuk dan mendegradasi biomolekul yang diperlukan di dalam fungsi khusus sel (Palczar.2008).
Macam Metabolism Yang
Dilakukan Oleh Mikroba
- Metabolisme polisakarida
Bakteri mensintesis glikogen dari ADPG (Adenosine diphospate glucose)
yang mana molekulnya terbentuk, apabila ADP bergabung dengan glukosa dan gugus
fosfatnya dibebaskan. Hewan mensintesis glikogen dan karbohidrat lain dari
UDPG. Senyawa lain yang berikatan dengan UDPG adalah UDPNAG yang merupakan
senyawa yang penting dalam biosintesis peptidoglikan yang merupakan pembentuk dinding
sel bakteri (Tarigan.1988).
- Metabolisme lipida
Mikroorganisme dapat mensintesis lemak dengan gabungan dari asam lemak
dan gliserol. Asam lemak yang merupakan senyawa hidrokarbon berantai panjang
akan terbentuk bila 2 fragmen karbon dari sati asetil ko A ditambahkan satu
sama lainnya. Pautan antara enzim dari gliserol dan asam lemak merupakan
senyawa biosintesis dari asam lemak sederhana. Lipid merupakan komponen
penyusun membran plasma pada dinding sel mikrobia yang bisa dalam bentuk
fosfolipid, glikolipid, lipoprotein, dsb. Pada beberapa bakteri seperti
pseodomonas, Bacillus, Coli, bisa tumbuh pada medium lemak. Lipid juga membantu
pembentukan dinding sel bakteria gram negatif, dan sama halnya dengan
karbohidrat lipid juga menjadi cadangan energi (Palczar. 2008).
Sumber: Tarigan 1988
- Metabolisme asam amino
Asam amino dibutuhkan untuk mensintesis macam-macam protein. Beberapa
organisme seperti E.Coli mengandung enzim yang dibutuhkan untuk mensitesis asam
amino. Mikroba dapat mensintesis asam amino dapat mensintesis asama amino
secara langsung ataupun melalui perantaraan metabolisme karbohidrat. Sumber
prekusor yang penting pada sintesis asam amino adalah siklus krebs. Pada siklus
ini suatu gugus amin, dapat ditambahkan pada asam piruvat atau asam organik
(sirin-glisin, glutamat, fosfoenol piruvat, oksaloasetat) yang sesuai dan dapat
merubah kedua asam tersebut menjadi asam amino. Peristiwa ini disebut aminasi.
Peranan asam amino adalah untuk mensintesis asam amino (Tarigan.1988).
- Metabolisme purin dan pirimidin (Nukleotida)
Dalam inti sel terdapat asam amino nukleat dari DNA dan RNA. Perbedaan
antara kedua jenis, asam nukleat ini terletak pada bagian (Sub unit)
nukleotidanya. Nukleotida merupakan prekusor dari asam nukleat yang dari purin
atau purimidin yang terikat pada gula ribosa fosfat. Asam amino tertentu
misalnya asam aspartat, glisin dan glutamin memegang peran penting dalam
biosintesis purin dan pirimidin.
Sumber:
Tarigan 1988
Peranan
Dan Macam Enzim Dalam Metabolisme Mikroba
Transformasi biokimia dalam menghasilkan
energi dapat terjadi didalam bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal
sebagai enzim. Enzim memiliki sifat katalitik yng khas dari enzim seperti enzim
meningkatkaj laju reaksi pada kondisi biasa (fisiologik), enzim berfungsi
denagn spesifisitas yang tinggi terhadap substrat dan reaksi yang dikatalisis,
enzim meningkatkan laju reaksi disbanding katalisis biasa (Page,1985)
Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam
menggunakan enzim yang dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein,
dan asam amino. Metabolisme atau
penggunaan molekul organik ini dapat menghasilkan produk yang dapat digunakan
untuk identifikasi dan karakterisasi bakteri. Berikut merupakan enzim yang
digunakan dalam metabolisme mikroba.
1. Enzim Β-galaktosidase dalam fermentasi karbohidrat
Kemampuan
memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk fermentasi yang dihasilkan
merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi mikroorganisme. Hasil
akhir dari fermentasi karbohidrat ini ditentukan oleh sifat mikroba, media
biakan yang digunakan, serta faktor lingkungan antara lain pH dan suhu. Media
fermentasi harus mengandung senyawa yang dapat dioksidasi dan difermentasikan
oleh mikroorganisme
Reaksi pemecahan ONPG
(o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) termasuk dalam fermentasi karbohidrat.
Enzim Β-galaktosidase merupakan enzim
yang berfungsi untuk mengkatalisis pemecahan ONPG
(o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) menjadi galaktosa dan o-nitrofenol. ONPG
(o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) merupakan
substrat alamiah dari enzim Β-galaktosidase. Pemecahan ONPG
(o-nitro-phenyl-β-Dgalactopyranoside) tersebut merupakan cara beberapa bakteri
seperti E. coli untuk memperoleh sumber
karbon selain dari laktosa.. Enzim
Β-galaktosidase dapat mengkatalisis ONPG dengan reaksi sebagai berikut :
ONPG
tidak berwarna tetapi setelah hidrolisis menjadi o-nitrofenol, akan timbul
warna kuning pada larutan yang alkali. Tes ini dapat digunakan utuk
identifikasi beberapa jenis bakteri.
2. Enzim
Sitrat Permease
Merupakan
enzim yang mampu menguraikan natrium sitrat dari medium sehingga menghasilkan
berbagai asam yang mampu mengubah pH medium.
3.
Enzim peroksida
dismutase, dan peroksidase
Yaitu
enzim yang dapat mendekstruksi hidrogen
peroksida (superoksids). Enzim tersebut terdapat pada bakteri yang memiliki
flavoprotein dapat mereduksi O2 dengan menghasilkan hidrogen
peroksida (H2O2) atau superoksida (O2-). Kedua
bahan ini merupakan bahan yang toksik dan menghancurkan kompenen sel dengan
sangat cepat. Bakteri harus dapat mempertahankan diri seperti dengan produksi O2
atau akan terbunuh.
4. enzim
dehidrogenase
enzim
dehidrogenase berfungsi mengkatalisis transfer elektron dan proton yang
dibebaskan kepada aseptor elektron intermedier seperti NAD+ dan NADP+
untuk dibentuk menjadi NADH dan NADPH pada Fosforilasi Oksidatif.
Produksi Energy
(Bioenergetik)
Bioenergetik mikroba merupakan cara mikroba dalam menghasilkan dan
menggunakan energy. Mikroba melakukan
proses metabolisme melalui serangkaian
reaksi kimia yang sangat banyaknya.
Proses ini terdiri atas katabolisme yang merupakan proses perombakan bahan disertai pembebasan
energi (reaksi eksergonik), dan
anabolisme yaitu merupakan proses biosintesis yang memerlukan energi
(reaksi endergonik) (Priani,2003).
Melalui reaksi Oksidasi-reduksi bakteri
dapat memperoleh energi. Oksidasi adalah proses pelepasan electron sedang
reduksi adalah proses penangkapan electron (Page,1985). Karena elektron tidak
dapat berada dalam bentuk bebas, maka setiap reaksi oksidasi selalu diiringi
oleh reaksi reduksi. Hasil dari reaksi oksidasi adalah terbentuknya energi.
Fosforilasi
Oksidatif
Pada umumnya reaksi oksidasi secara
biologi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase. Fosforilasi oksidasi terjadi pada
saat elektron yang mengandung energi tinggi tersebut ditranfer ke dalam
serangkain transpor electron sampai akhirnya di tangkap oleh oksingen atau
oksidan anorganik lainnya sehingga oksigen akan tereduksi menjadi H2O.
1. Tranfer
elektron menuju oksigen melalui berbagai caier seperti flavoprotein,quinon
maupun citekrom.
2. Adanya
tranfer elektron ini mengakibatkan aliran proton (H+)dari sito plasma ke luar
sel. Jadi arah aliran adalah dari dalam ke luar. Hal ini akan menimbulkan
peredaan konsentrasi proton atau dikenal dengan gradient pH.
3. PH
pada umunnya 7,5. Gradien pH terjadi jika pH di luar sel lebih kecil dari 7,5.
Selanjutnya gradien pH bersama dengan potensial kekuatan (protonmotive force)
yang menarik proton dari luar sel kembali ke dalam sel. Bersamaan dengan
masuknya kembali proton tadi terbentuk energi yang digunakan untuk berbagai
aktifitas sel.
4. Pada
membran terdapat enzim spesifik disebut dengan ATPase. Energi yang di sebabkan
pada saat masuknya kembali proton tadi akan digunakan oleh ATPase untuk
forforilasi ADP menjadi ATP. Energi ini di simpan dalam bentuk ikatan fosfat
yang selanjutnya dapat di gunakan untuk aktifitas sel.
Ada
dua macam energi yang digunakan oleh makhluk hidup.
1. Sinar
matahari. Organismanya disebut dengan organism fotosintesis atau di kenal juga dengan organisma fototrofik.
2. Oksidasi
senyawa kimia. Organismanya disebut dengan organism kemosintesis kemotrofik atau autotrofik
Fotosintesis
pada bakteri ada 2 macam:
1.
Fotosintesis tipe Cynobacteria. Fotosintesis tipe ini sama dengan fotosintesis
yang terjadi pada tanaman tingkat tinggi dengan keseluruhan reaksi adalah.
CO2 + 2H2O sinar matahari H2O + [ CH2o ]n + O2
Klorofil
pada
sistem fotosintesis ini terdapat 2 fotosistem yaitu fotosistem (PS) I dan II.
Aliran elektron dari PS II ke PS I selanjutnya mengubah NADP+ menjadi NADPH. Aliran
eletktron yang demikian dikatakan noncyelic phosphorilation.
3. Fotosintesis
tipe Noncyanobacteria.
Kelompok
bakteri ini tidak memiliki fotosistim II untuk menfotolisis H2O. Dengan
demikian bakteri ini tidak pernah menggunakan air sebagai reduktan sehingga
oksigen tidak pernah di hasilkan dari fotosintesis. Fotosintesis yang demikian
berlangsung dalam keadaan anaerob, sehingga dikenal dengan fotosintesis
anaerob. Jadi organisma ini memerlukan suplai senyawa organik sebagai donor
hidrogennya Persamaan reaksi secara umum adalah:
Sinar
matahari
CO2
+2H2A H2O +
[CH2O]n + 2A
Klorofil
Chemotrofik
atau Autotrofik Organisme
Seperti
halnya organisme fotosintetik, kelompok bacteri ini menggunakan CO2
sebagai sumber korban. Akan tetapi untuk mengubah CO2 menjadi
material sel diperlukan energi dan NADPH. Pada bakteri fotosintetik energi dan
NADPH ini diperoleh dari sinar matahari, akan tetapi pada organisma
kemoutotrofdiperoleh dari oksidasi senyawa kimia. Priani (2003) menjelaskan bahwa Bacteri kemaoautotrof
dikelompokkan menjadi beberapa generasi berdasarkan pada macam senyawa organik
yang dioksidasi sebagai sumber energi.
Oksidasi sulfur, Thiobacillus
2S + 3O2
+ 2H2O 2H2
SO4
Oksidasi amonia, Nitrosomonas
2NH4CI
+ 3O2 2HNO2
+ 2HCI + 2H2O
Oksidasi nitrit, Nitrobacter
2NaNO2
+ O2 2 NaNO3
Oksidasi Hidrogen
2H2 +
O2 2H2O
Oksidasi
senyawa mengandung Fe, Siderocapsa
4FeCO3 + O2 +
6H2O 4Fe (OH)3 + 4CO2
Jalur Glikolisis (Emdem
Mayerhoof Pathway (EMP)
Bakteri dalam kehidupannya memerlukan
makronutrien dan mikronutrien. Salah satu makronutrien adalah karbon. Jenis dan
jumlah karbon yang berbeda menyebabkan cara untuk memanfaatkannya juga berbeda
sehingga terdapat beberapa cara bakteri dalam memanfaatkan karbon.
Glikolisis atau EMP (Embden Meyerhof Parnas
Pathway)
Glikolisis secara harafiah dapat
diartikan menjadi “proses pemecahan gula” yang berasal dari dua kata di
dalamnya yaitu “gliko” yang berarti gula dan “lisis” yang artinya pecah.
Kusmiati dan Malik (2002) menyebutkan bahwa pada jalur glikolisis, glukosa akan
menghasilkan asam piruvat yang selanjutnya akan direduksi menjadi menjadi asam
laktat jika berada dalam kondisi anaerob.
Sasria
(2011) menyebutkan bahwa tahapan-tahapan reaksi pada glikolisis melibatkan
banyak enzim, berikut ini adalah macam enzim yang membantu pada tiap tahapan
dalam glikolisis:
1. Heksokinase
Tahap
pertama pada proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi
glukosa6-fosfat dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari ATP dalam
reaksi. Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh
ion Mg2+ sebagai kofaktor. Heksokinase merupakan katalis pada reaksi
pemindahan gugus fosfat dari ATP
kepada glukosa.
2. Fosfoheksoisomerase
Reaksi berikutnya adalah isomerasi yaitu
pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat dengan bantuan enzim
fosfoglukoisomerase. Enzim ini tidak memerlukan kofaktor.
3. Fosfofruktokinase
Fruktosa-6-fosfat diubah menjadi
fruktosa-1,6-difosfat oleh enzim ini. Kerja enzim ini dibantu oleh ion Mg2+
sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini gugus fosfat dipindahkan dari ATP kepada
fruktosa-6-fosfat. ATP akan berubah menjadi ADP setelah melepas 1 fosfatnya.
Fosfofruktokinase dapat dihambat atau
dirangsang oleh beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam proses
metabolisme ini. Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat
menghambat, dilain pihak adanya AMP, ADP, dan fruktosa-6-fosfat dapat
merangsang enzim fosfofruktokinase.
4.Aldose
Reaksi tahap keempat dalam rangkaian
reaksi glikolisis adalah penguraian molekul fruktosa-1,6-difosfat membentuk dua
molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksiaseton fosfat dan
D-gliseraldehida-3-fosfat.
5.
Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian oleh enzim
aldolase terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan
dihidroksi-aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebihlanjut dalam proses
glikolisis adalah D-gliseraldehida-3-fosfat. Dalam sel terdapat enzim
triosafosfat isomerase yang dapat mengubah dihidroksiaseton fosfat menjadi
D-gliseraldehida-3-fosfat sehingga tidak akan terjadi penimbunan
dihidroksiaseton fosfat.
6.Gliseraldehida-3-fosfat
dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada
reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3difosfogliserat. Dalam reaksi ini
digunakan koenzim NAD+. Sedangkan gugus fosfat diperoleh dari asam
fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi asam karboksilat. Enzim
ini adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang
masing-masing mengikat suatu molekul NAD+. Jadi tiap molekul enzim
terikat dengan empat molekul NAD+.
7.
Fosfogliseril Kinase
Reaksi pengubahan asam
1,3-difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Pada reaksi ini terbentuk
satu molekul ATP. Enzim ini memerlukan
kofaktor Mg2+.
8. Fosfogliseril Mutase.
Enzim
ini bekerja pada reaksi pengubahan asam -3- fosfogliserat menjadi asam
-2-fosfogliserat. Enzi mini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari suatu atom
C kepada atom C lain dalam satu molekul.
9. Enolase
Reaksi
berikutnya ialah pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliseral
dengan katalis enzim enolase dan ion Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah reaksi dehidrasi. Adanya ion F-
dapat menghambat kerja enzim enolase karena ion F- akan berikatan dengan ion
Mg2+ dan fosfat membentuk kompleks magnesium fluoro fosfat. Dengan terbentuknya
kompleks ini akan mengurangi jumlah ion Mg2+ sehingga berakibat efektivitas
reaksi berkurang. Dalam reaksi ini digunakan NAD+ sebagai koenzim.
Heksosa Monophosphat
Pathway (HMP)
Jalur heksosa monofosfat ini merupakan
bagian dari jenis fermentasi asam laktat. Fermentasi asam laktat dibagi menjadi
dua golongan berdasarkan hasil akhir yang diperoleh yakni homofermentatif dan
heterofermentatif. Maksud dari homofermentatif adalah sebagian besar hasil
akhirnya merupakan asam laktat, sedangkan heterofermentatif hasil akhirnya
berupa asam laktat, asam asetat, etanol, dan karbon dioksida (Satria, 2005).
Jalur heksosa monofosfat ini adalah
jalur yang ditempuh oleh asam piruvat ketika diubah menjadi asam laktat oleh
bakteri yang jenis fermentasinya heterofermentatif. Pada golongan ini tidak
terdapat enzim aldolase dan heksosa isomerase (Priscilla, 2009). Mekanismenya
adalah piruvat akan diubah menjadi asam laktat dan diikuti dengan proses
transfer electron dari NADH menjadi NAD+ (Phillip, 2007)
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Metabolisme merupakan semua reaksi kimiawi yang terjadi di dalam sel yang
menghasilkan energi dan menggunakan energi untuk sintesis komponen-komponen sel
dan untuk kegiatan-kegiatan seluller yang menghasilkan zat sisa
2. Macam
metabolisme yang dilakukan oleh mikrobia antara lain biosintesis polisakarida,
lipida, asam amino, dan nukleotida.
Daftar
Rujukan
Akarim,
Nazip. 2005. Bahan Kuliah Mikrobiologi Dasar. Palembang: Universitas
Sriwijaya
Dwidjoseputro.
1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan
Kusmiati dan Amarila Malik. 2002.
Aktivitas Bakteriosin dari Bakteri Leuconostoc mesenteroides Pbac1 pada
Berbagai Media. Makara, Kesehatan,
Vol.6 (1).
Page,David S. 1985. Prinsip Biokimia. Jakrta:
Penerbit Erlangga.
Palczar,
Michael J. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas
Indonesia Press
Phillip, E. Pack. 2007.
Cliffs A P Biology. University of Hawaii Press.
Priani, Nunuk.
Metabolisme Bakteri. Medan: Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara
Priscilla, C. Sanchez.
2009. Philippine Fermented Food: Principles and Technology. University
of Hawaii Press
Satria, Hasrul Nur. 2005. Pembentukan
Asam Organik oleh Isolat Bakteri Asam Laktat pada Media Ekstrak Daging Buah
Durian (Durio zibethinus Murr.).Bioscientiae
2 (1): 15-24.
Sasria, Nia. 2011. Jalur Glikolisis, Komposisi Media dan Sumber Energi dari Bakteri
Thiobacillus sp, (Online), (http://www.scribd.com/doc/81177620/Jalur-Glikolisis-Bakteri-Thiobacillus-Sp),
diakses pada 29 September 2014.
Titanium Auto Sales - TITIAN AUT Sales
BalasHapusTitanium Auto Sales offers sales with a titanium stud earrings variety of 2019 ford fusion hybrid titanium products to help you buy the citizen super titanium armor best, most popular items, and most edc titanium reliable products. 넷마블 바카라