KAJIAN DINAMIKA POPULASI GULMA
DI DALAM SUATU HABITAT
MAKALAH
Disusun
untuk memenuhi tugas Matakuliah Ekologi Gulma
yang
dibina oleh Dr. Fatchur Rohman, M.Si.
Oleh:
Kelompok
1/ Ekologi
Eka
Puspita (120342422447)
Sukma
Qumain (120342422472)
Suci
Ayu Maharani (120342410519)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Populasi
gulma dalam kurun waktu tertentu selalu mengalami perubahan. Perubahan terjadi
akibat factor-faktor yang disengaja maupun secara alami di habitat hidupnya.
Penggunaan herbisida di suatu lahan pertanian misalnya juga menyebabkan
terjadinya dinamika populasi gulma. Konsekuensi dari
pemakaian herbisida yang sama (sama jenis bahan aktif atau sama cara kerja)
secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu areal maka ada dua
kemungkinan masalah yang timbul pada areal tersebut; yaitu terjadi dominansi
populasi gulma resisten-herbisida atau dominansi gulma toleran herbisida.
Dinamika
yang terjadi menyebabkan komposisi dan penyusun gulma di suatu populasi juga
mengalami perubahan. Komposisi populasi gulma ditentukan oleh seleksi tumbuhan
dalam penyesuaian terhadap factor fisik dan kimia lingkungan. Suatu gulma
mempunyai kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Sehingga hanya sedikit yang
mampu tumbuh di lingkungan ekstrim. Hal ini berbeda dengan kondisi lingkungan
yang moderat yang mampu mendukung jenis lebih banyak. Dengan demikian
masing-masing gulma menempati suatu habitat terbatas. Hal ini perlu dikaji
lebih lanjut untuk mengetahui pola dinamika populasi gulma dalam suatu areal
tertentu sehingga dapat diketahui cara penanganannya di lahan tersebut.
1.2 Tujuan
1.
Mengetahui pengertian populasi gulma
dan terjadinya dinamika di lingkungan
2.
Mengetahui factor-faktor penyebab
terjadinya dinamika populasi gulma.
3.
Mengetahui dinamika populasi gulma
ditinjau dari kondisi habitat dan daur hidupnya.
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Populasi Gulma Dan
Terjadinya Dinamika Di Lingkungan
2.1.1
Pengertian
populasi gulma
Populasi merupakan sekumpulan
organisme sejenis yang merupakan tingkatan dalam struktur ekologi. Density (kepadatan) merupakan ciri dari
populasi gulma yang berperan utama dalam pengembangan upaya pengendalian gulma.
Populasi mempunyai banyak karakteristik berbanding dengan tingkat kepadatannya
yang khusus bagi populasi gulma tertentu, termasuk distribusi umur,
pertumbuhan, adaptasi, persistensi, kemampuan reproduksi, tingkat kelahiran dan
kematian dan disperse (Aldrich, 1984).
Populasi adalah
kumpulan individu yang sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.
Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu
jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat
saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi
genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu
tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat
mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang
disebut populasi (Anon, 2001).
Populasi gulma
menunjuk pada kumpulan species gulma yang menempati suatu wilayah pada kurun
waktu tertentu. Adanya interaksi antar species maupun adanya faktor lingkungan
yang mempengaruhi akan berdampak pada adanya perubahan pada struktur maupun
komposisi suatu populasi gulma di suatu wilayah.
2.1.2
Dinamika
populasi gulma di suatu lingkungan
Dinamika
populasi merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu.
Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan
menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut.
Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi mengungkapkan bahwa
bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat stabil itu, ada
kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan menghasilkan
perubahan drastis dalam jumlah populasi (Anon, 2001).
Hal ini tentu
berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan
populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang
bergantung kepada kerapatan) yaitu faktor yang mengendalikan populasi lebih
berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang kecil.
Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan mekanisme “density
independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) yakni faktor yang
mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya :
kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Perubahan
komposisi gulma juga dapat disebabkan karena adanya pengolahan dan perlakuan
dari manusia. Dikatakan oleh Basuki et al. (1986) bahwa penggunaan
herbisida pada areal pertanaman, sering menyebabkan terjadinya perubahan
spesies gulma yang dominan. Dijelaskan oleh Radosevich dan Holt (1984), bahwa
perubahan komposisi gulma akibat penggunaan herbisida lebih nampak secara nyata
bila dibandingkan dengan metode pengendalian gulma lainnya. Ditambahkan oleh
Mercado (1979) bahwa faktor utama yang mempengaruhi perubahan komposisi gulma
adalah metode pengendalian gulma, perubahan pengelolaan air, pemupukan,
perubahan dalam tanaman pokok, varietas dan sistem pertanaman. Penggunaan
herbisida yang kurang tepat dalam pengendalian gulma adalah timbulnya suatu
jenis gulma yang resisten dan lebih sulit dikendalikan dari gulma
sebelumnya.
2.2 Factor-Faktor Penyebab Terjadinya
Dinamika Populasi Gulma
Beberapa faktor
terjadinya dinamika populasi gulma di suatu habitat adalah sebagai berikut
(Cousens & Mortimer, 1995).
a. Faktor
intrinsik Spesies atau ekotipe
-
Respon Pertumbuhan atau
kematian akibat kondisi musim
-
Respon pertumbuhan dan
kematian akibat kondisi edafik
-
Karakteristik
persebaran
-
Karakteristik produksi
gulma
b. Faktor
instrinsik Populasi
-
Tingkat kenaikan di
habitat tertentu
-
Batas atas tingkat
kepadatan populasi pada suatu habitat tertentu
c. Faktor
Ekstrinsik
-
Distribusi spasial pada
habitat yang sesuai
-
Variabilitas dalam habitat
yang disebabkan oleh musim
-
Variabilitas dalam
habitat yang disebabkan oleh adanya pengolahan
-
Perubahan
habitat yang disebabkan oleh suksesi atau proses komunitas
alam lainnya.
-
Kehadiran
dan kekuatan vektor
penyebaran
Persebaran gulma di suatu lingkungan
berpengaruh dalam perubahan komposisi dan kepadatan gulma di tempat hidupnya. Penyebab
terjadinya persebaran antara lain dikarenakan oleh (Anon, 2001):
a. Tekanan
Populasi,
dengan bertambahnya jumlah populasi di dunia ini, maka tumbuhan dan hewan akan
berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan menyebabkan jumlah
mereka tersebar di dunia
b. Persaingan, persaingan yang dimaksudkan disini
adalah perebutan wilayah kekuasaan. Nah, tumbuhan yang kuat mempertahankan
wilayahnya akan menghasilkan populasi besar sehingga ia menyebar.
c. Perubahan
Habitat,
berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam
beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk
terus menempati daerah asal.
Persebaran gulma dikelompokkan
atas bantuan dari perantara yang berbeda yakni sebagai berikut.
1. Penyebaran
oleh Manusia
Manusia merupakan factor utama dalam
penyebaran gulma dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam hal penyebaran ini
manusia dapat melakukan secara langsung dan secara sengaja atau tidak sengaja.
Manusia sering kali memasukkan jenis tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lain
untuk keperluan penelitian, perdagangan, hobi dan tujuan lainnya. Penyebaran
secara tidak sengaja biasanya terjadi melalui hasil tanaman, benih, makanan
ternak dan jerami. Penyebaran gulma melalui benih tanaman yang terkontaminasi
lebih sering terjadi. Pemanenan secara mekanis lebih memperbesar kemungkinan
terjadinya kontaminasi benih dengan biji gulma.
2. Penyebaran
oleh Hewan
Biji beberapa jenis gulma mudah melekat
pada bagian luar tubuh hewan maupun manusia; dan terbawa dari suatu tempat ke
tempat lain. Penyebaran melalui bagian luar hewan ini disebut ”epizoochory”.
Penyebaran gulma oleh hewan juga dapat terjadi setelah melalui bagian dalam
atau pencernaannya (endozoochory) seperti telah dikemukakan tidak semua biji
gulma dapat mati setelah melalui pencernaan hewan.
3. Penyebaran
oleh Angin
Biji
beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus seperti sayap, parasut dan
sebagainya yang memudahkannya untuk terbang terbawa angin dari satu tempat ke
tempat laun. Beberapa biji jenis gulma yang menyebar dengan cara ini antara
lain tempuyung (Souchus arvensis) dan alang-alang (Imperata cylindrica).
Biji-biji gulma yang berukuran kecil seperti biji dari keluarga Orchidaceae,
Orobancheae, Striga spp. dapat mudah terbawa angin dari satu tempat ke tempat
lain.
4. Penyebaran
oleh Air
Organ
reproduksi gulma berupa biji atau bagian vegetatifnya atau berupa tumbuhan utuh
dapat terbawa hanyut bersama-sama dengan aliran air hujan, air irigasi, sungai
dan sebagainya. Biji-biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus yang
menyebabkannya mudah terapung sehingga mudah terbawa aliran. Biji gulma
mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap perendaman. Sebagian diantaranya
mempunyai ketahanan dalam air cukup lama.
2.3 Dinamika Populasi Gulma Ditinjau
Dari Kondisi habitat dan daur hidupnya.
Populasi gulma dalam suatu habitat tertentu mengalami
perubahan baik struktur maupun komposisinya. Hal ini disebabkan oleh banyak
faktor seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karenanya pengelompokan
jenis gulma berdasarkan habitat hidup dikelompokkan menjadi beberapa golongan
yaitu:
1.
Agrestal atau segetal
Merupakan gulma di lahan pertanian atau di tanah-tanah yang mengalami
pengolahan. Termasuk di dalamnya adalah gulma-gulma tanaman pangan, kebun
sayur, buah-buahan dan perkebunan. Setiap daerah penanaman memiliki masalah
gulma tersendiri. Pada umumnya semakin sering lahan mengalami pengolahan
semakin tinggi persentase tumbuhan semusim yang dijumpai pada komunitas gulma.
Di daerah-daerah dengan perbedaan musim dingin yang nyata, waktu tanam
mempunyai pengaruh yang jelas terhadap komposisi bentuk hidup dari komunitas
gulma. Penanaman pada musim dingin menyebabkan jenis-jenis gulma yang
membutuhkan suhu rendah untuk perkecambahannya akan tumbuh pesat, sedangkan
jenis-jenis yang membutuhkan suhu tinggi akan terhambat.
2.
Ruderal
Merupakan tumbuhan yang pada umumnya dijumpai di tempat-tempat ruderal yang
berasal dari bahasa latin rudus yang
artinya sisa-sisa (dalam arti luas).
Berdasarkan daur hidupnya, gulma
dibedakan menjadi :
1. Gulma
Semusim (Annual Weeds)
Gulma
ini hanya berumur kurang dari satu tahun. Umumnya berkembang biak dengan biji,
pertumbuhannya cepat, dengan kemampuan bereproduksi yang amat tinggi. Setelah
biji masak, biasanya gulma akan mati.Biji yang dihasilkan pada tahun pertama
umumnya akan mengalami dormansi, dan tumbuh kembali pada tahun berikutnya. Ada
gulma daun lebar semusim, teki semusim, dan rumput semusim sebenarnya gulma ini
secara ekonomis merupakan gulma penting pada tanaman padi. Eksistensinya karena
melimpahkan produksi biji.
Dengan contoh :
-
Bayam Duri (Amaranthus
spinosus L.),
-
Ekor Tikus
(Heliotripium indicum L.),
-
Urang Aring (Eclipta
prostrate L.),
-
Babadotan (Ageratum
conyzoides L.),
-
Teki (Cyperus
compressus L.),
-
Jekeng atau Teki Rendul
(Cyperus iria L.),
-
Jajagoan Leutik
(Echinochloa colonum (L) Link.), dan
-
Rumput empirit
(Era-grotis amabilis O.K.),
-
Padi merah (Oryza
sativa).
2. Gulma
Dwi Musim (Biennial Weeds)
Gulma
ini berumur antara 1 - 2 tahun. Pertama gulma tersebut tumbuh secara vegetatif
dalam bentuk roset, lalu pada tahun berikutnya membentuk organ generatif dengan
menghasilkan bunga, memproduksi biji lalu mati. Gulma dwi musim banyak dijumpai
di daerah-daerah yang memiliki 4 musim.
Dengan
contoh :
-
Daun Sendok (Plantago
sp.),
-
Sunduk welut (Cyperus
difformis L.),
-
Putri Malu (Mimosa
pudica L.),
-
Wortel liar (Daucus
carata),
-
Dandelion (Taraxacum
spp.),
-
Bull thistle (Cirsium
vulgare),
-
Common mullein
(Verbascum thapsus),
-
Burdock (Arctium sp.),
-
Black-berry ( Rubus
sp.)
3. Gulma
Tahunan (Perenial Weeds)
Gulma
tahunan berumur lebih dari 2 tahun. Umumnya berkembang biak secara vegetatif,
namun ada beberapa spesies yang berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
Organ perkembangbiakan vegetatif berupa akar , rimpang, umbi dan stolon.
Pemotongan organ-organ tersebut biasanya terjadi pada saat pengolahan tanah.
Contoh
gulma tahunan:
-
Kremek (Alternanthera
sessilis (L.) D.C.),
-
Jukut ibun (Drymaria
cordata Willd.),
-
Teki (Cyperus rotundus
L.),
-
Si juru atau wlingi
(Scirpus grossus L.),
-
Papahitan (Axonopus
compressus (Swatz) Beauv),
-
Jajahean atau
lampuyangan (Panicum repens L.),
-
Kakawatan (Cyndon
dactylon L. Pres),
-
Alang-alang (Imperata
cylindrical (L.) Beauv),
-
Kolomento (Leersia
hexandra Swartz), dan
-
Tembelekan (Lantana
camara L.).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Populasi
merupakan sekumpulan organisme sejenis yang merupakan tingkatan dalam struktur
ekologi. Density (kepadatan)
merupakan ciri dari populasi gulma yang berperan utama dalam pengembangan upaya
pengendalian gulma. Dinamika populasi merupakan
perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu. Dinamika populasi
membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan menyusut serta
sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut. Perubahan
komposisi gulma juga dapat disebabkan karena adanya pengolahan dan perlakuan
dari manusia. faktor utama yang mempengaruhi perubahan komposisi gulma adalah
metode pengendalian gulma, perubahan pengelolaan air, pemupukan, perubahan
dalam tanaman pokok, varietas dan sistem pertanaman.
2. Beberapa
faktor terjadinya dinamika populasi gulma di suatu habitat adalah Faktor
intrinsik Spesies atau ekotipe, Faktor instrinsik Populasi, dan faktor
ekstrinsik. Persebaran gulma di suatu lingkungan berpengaruh dalam perubahan
komposisi dan kepadatan gulma di tempat hidupnya. Penyebab terjadinya
persebaran adalah Tekanan Populasi,
Persaingan, Perubahan Habitat. Persebaran
gulma dikelompokkan atas bantuan dari manusia, hewan, angin dan juga dapat
melalui air.
3. Populasi
gulma dalam suatu habitat tertentu mengalami perubahan baik struktur maupun
komposisinya. Hal ini disebabkan oleh faktor habitat dan daur hidupnya. Faktor
habitat dibagi menjadi agrestal dan ruderal, sedangkan berdasarkan daur
hidupnya dibagi menjadi: gulma semusim, gulma dua musim, dan gulma tahunan.
DAFTAR
PUSTAKA
Aldrich, J.R.. 1984. Weed-Crop Ecology. California: A
division of Wadsworth, Inc.
Anon.
2001. Ekologi. Jakarta. PT Balai
Pustaka Jakarta.
Basuki, Y. Wiroadmodjo,
S.S. Satroutomo, dan Sudarsono. 1986. Dinamika
populasi gulma akibat pengendalian gulma di pertanaman stevia. Hal. 95-102.
Dalam: O.R. Madkar, A. Soedarsan dan S.S.Sastroutomo.
Prodising Konferensi VIII Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Bandung,
24-26 Maret 1986.
Cousens,
R. and M. Mortimer. 1995. Dynamics of
weed populations. Cambridge Univ. Press. Australia. 332p.
Wiroatmodjo, Joedojono.
Tanpa Tahun. Dinamika Populasi Gulma Pada
Olah Tanah Dengan Perlakuan Herbisida. Jurnal diterbitkan: Bul. Agr. Vol.
XVIII, No.3.
Yunasfi. 2011.
Permasalahan Gulma Dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industri Dan Cara
Pengendaliannya. Jurnal Diterbitkan: Vol.11, No.1:24-56
Tidak ada komentar:
Posting Komentar