Rabu, 11 Maret 2015

KAJIAN DINAMIKA POPULASI GULMA DI DALAM SUATU HABITAT



KAJIAN DINAMIKA POPULASI GULMA
DI DALAM SUATU HABITAT


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Ekologi Gulma
yang dibina oleh Dr. Fatchur Rohman, M.Si.

Oleh:
Kelompok 1/ Ekologi
Eka Puspita                 (120342422447)
Sukma Qumain           (120342422472)
Suci Ayu Maharani     (120342410519)





UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Populasi gulma dalam kurun waktu tertentu selalu mengalami perubahan. Perubahan terjadi akibat factor-faktor yang disengaja maupun secara alami di habitat hidupnya. Penggunaan herbisida di suatu lahan pertanian misalnya juga menyebabkan terjadinya dinamika populasi gulma. Konsekuensi dari pemakaian herbisida yang sama (sama jenis bahan aktif atau sama cara kerja) secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu areal maka ada dua kemungkinan masalah yang timbul pada areal tersebut; yaitu terjadi dominansi populasi gulma resisten-herbisida atau dominansi gulma toleran herbisida.
Dinamika yang terjadi menyebabkan komposisi dan penyusun gulma di suatu populasi juga mengalami perubahan. Komposisi populasi gulma ditentukan oleh seleksi tumbuhan dalam penyesuaian terhadap factor fisik dan kimia lingkungan. Suatu gulma mempunyai kemampuan adaptasi yang berbeda-beda. Sehingga hanya sedikit yang mampu tumbuh di lingkungan ekstrim. Hal ini berbeda dengan kondisi lingkungan yang moderat yang mampu mendukung jenis lebih banyak. Dengan demikian masing-masing gulma menempati suatu habitat terbatas. Hal ini perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui pola dinamika populasi gulma dalam suatu areal tertentu sehingga dapat diketahui cara penanganannya di lahan tersebut.

1.2  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian populasi gulma dan terjadinya dinamika di lingkungan
2.      Mengetahui factor-faktor penyebab terjadinya dinamika populasi gulma.
3.      Mengetahui dinamika populasi gulma ditinjau dari kondisi habitat dan daur hidupnya.



BAB II
ISI
2.1  Pengertian Populasi Gulma Dan Terjadinya Dinamika Di Lingkungan
2.1.1        Pengertian populasi gulma
Populasi merupakan sekumpulan organisme sejenis yang merupakan tingkatan dalam struktur ekologi. Density (kepadatan) merupakan ciri dari populasi gulma yang berperan utama dalam pengembangan upaya pengendalian gulma. Populasi mempunyai banyak karakteristik berbanding dengan tingkat kepadatannya yang khusus bagi populasi gulma tertentu, termasuk distribusi umur, pertumbuhan, adaptasi, persistensi, kemampuan reproduksi, tingkat kelahiran dan kematian dan disperse (Aldrich, 1984).
Populasi adalah kumpulan individu yang sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu. Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi (Anon, 2001).
Populasi gulma menunjuk pada kumpulan species gulma yang menempati suatu wilayah pada kurun waktu tertentu. Adanya interaksi antar species maupun adanya faktor lingkungan yang mempengaruhi akan berdampak pada adanya perubahan pada struktur maupun komposisi suatu populasi gulma di suatu wilayah.

2.1.2        Dinamika populasi gulma di suatu lingkungan
Dinamika populasi merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu. Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut. Penelitian yang cermat terhadap gerakan fluktuasi populasi mengungkapkan bahwa bahkan dalam system alam yang tampaknya sangat stabil itu, ada kekuatan-kekuatan dinamis yang dapat menimbulkan efek dramatis dan menghasilkan perubahan drastis dalam jumlah populasi (Anon, 2001).
Hal ini tentu berkaitan dengan parameter populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada kerapatan) yaitu faktor yang mengendalikan populasi lebih berpengaruh pada populasi yang besar dibandingkan populasi yang kecil. Contohnya : kompetisi, predasi dan parasitisme. Dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak bergantung pada kerapatan) yakni faktor yang mengendalikan populasi tidak tergantung dengan ukuran populasi. Contohnya : kebakaran hutan, kekeringan,letusan gunung berapi.
Perubahan komposisi gulma juga dapat disebabkan karena adanya pengolahan dan perlakuan dari manusia. Dikatakan oleh Basuki et al. (1986) bahwa penggunaan herbisida pada areal pertanaman, sering menyebabkan terjadinya perubahan spesies gulma yang dominan. Dijelaskan oleh Radosevich dan Holt (1984), bahwa perubahan komposisi gulma akibat penggunaan herbisida lebih nampak secara nyata bila dibandingkan dengan metode pengendalian gulma lainnya. Ditambahkan oleh Mercado (1979) bahwa faktor utama yang mempengaruhi perubahan komposisi gulma adalah metode pengendalian gulma, perubahan pengelolaan air, pemupukan, perubahan dalam tanaman pokok, varietas dan sistem pertanaman.  Penggunaan herbisida yang kurang tepat dalam pengendalian gulma adalah timbulnya suatu jenis  gulma yang resisten dan lebih sulit dikendalikan dari gulma sebelumnya.

2.2  Factor-Faktor Penyebab Terjadinya Dinamika Populasi Gulma
Beberapa faktor terjadinya dinamika populasi gulma di suatu habitat adalah sebagai berikut (Cousens & Mortimer, 1995).
a.    Faktor intrinsik Spesies atau ekotipe
-       Respon Pertumbuhan atau kematian akibat kondisi musim
-       Respon pertumbuhan dan kematian akibat kondisi edafik
-       Karakteristik persebaran
-       Karakteristik produksi gulma

b.   Faktor instrinsik Populasi
-       Tingkat kenaikan di habitat tertentu
-       Batas atas tingkat kepadatan populasi pada suatu habitat tertentu
c.    Faktor Ekstrinsik
-       Distribusi spasial pada habitat yang sesuai
-       Variabilitas dalam habitat yang disebabkan oleh musim
-       Variabilitas dalam habitat yang disebabkan oleh adanya pengolahan
-       Perubahan habitat yang disebabkan oleh suksesi atau proses komunitas alam lainnya.
-       Kehadiran dan kekuatan vektor penyebaran
            Persebaran gulma di suatu lingkungan berpengaruh dalam perubahan komposisi dan kepadatan gulma di tempat hidupnya. Penyebab terjadinya persebaran antara lain dikarenakan oleh (Anon, 2001):
a.    Tekanan Populasi, dengan bertambahnya jumlah populasi di dunia ini, maka tumbuhan dan hewan akan berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dan menyebabkan jumlah mereka tersebar di dunia
b.    Persaingan, persaingan yang dimaksudkan disini adalah perebutan wilayah kekuasaan. Nah, tumbuhan yang kuat mempertahankan wilayahnya akan menghasilkan populasi besar sehingga ia menyebar.
c.    Perubahan Habitat, berubahnya lingkungan tempat tinggal dapat menyebabkan ketidakmampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan tersebut dan menjadi merasa tidak cocok untuk terus menempati daerah asal.
Persebaran gulma dikelompokkan atas bantuan dari perantara yang berbeda yakni sebagai berikut.
1.    Penyebaran oleh Manusia
Manusia merupakan factor utama dalam penyebaran gulma dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam hal penyebaran ini manusia dapat melakukan secara langsung dan secara sengaja atau tidak sengaja. Manusia sering kali memasukkan jenis tumbuhan dari suatu tempat ke tempat lain untuk keperluan penelitian, perdagangan, hobi dan tujuan lainnya. Penyebaran secara tidak sengaja biasanya terjadi melalui hasil tanaman, benih, makanan ternak dan jerami. Penyebaran gulma melalui benih tanaman yang terkontaminasi lebih sering terjadi. Pemanenan secara mekanis lebih memperbesar kemungkinan terjadinya kontaminasi benih dengan biji gulma.
2.    Penyebaran oleh Hewan
Biji beberapa jenis gulma mudah melekat pada bagian luar tubuh hewan maupun manusia; dan terbawa dari suatu tempat ke tempat lain. Penyebaran melalui bagian luar hewan ini disebut ”epizoochory”. Penyebaran gulma oleh hewan juga dapat terjadi setelah melalui bagian dalam atau pencernaannya (endozoochory) seperti telah dikemukakan tidak semua biji gulma dapat mati setelah melalui pencernaan hewan.
3.    Penyebaran oleh Angin
Biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus seperti sayap, parasut dan sebagainya yang memudahkannya untuk terbang terbawa angin dari satu tempat ke tempat laun. Beberapa biji jenis gulma yang menyebar dengan cara ini antara lain tempuyung (Souchus arvensis) dan alang-alang (Imperata cylindrica). Biji-biji gulma yang berukuran kecil seperti biji dari keluarga Orchidaceae, Orobancheae, Striga spp. dapat mudah terbawa angin dari satu tempat ke tempat lain.
4.    Penyebaran oleh Air
Organ reproduksi gulma berupa biji atau bagian vegetatifnya atau berupa tumbuhan utuh dapat terbawa hanyut bersama-sama dengan aliran air hujan, air irigasi, sungai dan sebagainya. Biji-biji beberapa jenis gulma mempunyai organ khusus yang menyebabkannya mudah terapung sehingga mudah terbawa aliran. Biji gulma mempunyai ketahanan yang berbeda terhadap perendaman. Sebagian diantaranya mempunyai ketahanan dalam air cukup lama.

2.3  Dinamika Populasi Gulma Ditinjau Dari Kondisi habitat dan daur hidupnya.
Populasi gulma dalam suatu habitat tertentu mengalami perubahan baik struktur maupun komposisinya. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Oleh karenanya pengelompokan jenis gulma berdasarkan habitat hidup dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu:
1.    Agrestal atau segetal
Merupakan gulma di lahan pertanian atau di tanah-tanah yang mengalami pengolahan. Termasuk di dalamnya adalah gulma-gulma tanaman pangan, kebun sayur, buah-buahan dan perkebunan. Setiap daerah penanaman memiliki masalah gulma tersendiri. Pada umumnya semakin sering lahan mengalami pengolahan semakin tinggi persentase tumbuhan semusim yang dijumpai pada komunitas gulma. Di daerah-daerah dengan perbedaan musim dingin yang nyata, waktu tanam mempunyai pengaruh yang jelas terhadap komposisi bentuk hidup dari komunitas gulma. Penanaman pada musim dingin menyebabkan jenis-jenis gulma yang membutuhkan suhu rendah untuk perkecambahannya akan tumbuh pesat, sedangkan jenis-jenis yang membutuhkan suhu tinggi akan terhambat.
2.    Ruderal
Merupakan tumbuhan yang pada umumnya dijumpai di tempat-tempat ruderal yang berasal dari bahasa latin rudus yang artinya sisa-sisa (dalam arti luas).

Berdasarkan daur hidupnya, gulma dibedakan menjadi :
1.    Gulma Semusim (Annual Weeds)
Gulma ini hanya berumur kurang dari satu tahun. Umumnya berkembang biak dengan biji, pertumbuhannya cepat, dengan kemampuan bereproduksi yang amat tinggi. Setelah biji masak, biasanya gulma akan mati.Biji yang dihasilkan pada tahun pertama umumnya akan mengalami dormansi, dan tumbuh kembali pada tahun berikutnya. Ada gulma daun lebar semusim, teki semusim, dan rumput semusim sebenarnya gulma ini secara ekonomis merupakan gulma penting pada tanaman padi. Eksistensinya karena melimpahkan produksi biji.
Dengan contoh :
-       Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.),
-       Ekor Tikus (Heliotripium indicum L.),
-       Urang Aring (Eclipta prostrate L.),
-       Babadotan (Ageratum conyzoides L.),
-       Teki (Cyperus compressus L.),
-       Jekeng atau Teki Rendul (Cyperus iria L.),
-       Jajagoan Leutik (Echinochloa colonum (L) Link.), dan
-       Rumput empirit (Era-grotis amabilis O.K.),
-       Padi merah (Oryza sativa).
2.    Gulma Dwi Musim (Biennial Weeds)
Gulma ini berumur antara 1 - 2 tahun. Pertama gulma tersebut tumbuh secara vegetatif dalam bentuk roset, lalu pada tahun berikutnya membentuk organ generatif dengan menghasilkan bunga, memproduksi biji lalu mati. Gulma dwi musim banyak dijumpai di daerah-daerah yang memiliki 4 musim.
Dengan contoh :
-       Daun Sendok (Plantago sp.),
-       Sunduk welut (Cyperus difformis L.),
-       Putri Malu (Mimosa pudica L.),
-       Wortel liar (Daucus carata),
-       Dandelion (Taraxacum spp.),
-       Bull thistle (Cirsium vulgare),
-       Common mullein (Verbascum thapsus),
-       Burdock (Arctium sp.),
-       Black-berry ( Rubus sp.)
3.    Gulma Tahunan (Perenial Weeds)
Gulma tahunan berumur lebih dari 2 tahun. Umumnya berkembang biak secara vegetatif, namun ada beberapa spesies yang berkembang biak secara vegetatif dan generatif. Organ perkembangbiakan vegetatif berupa akar , rimpang, umbi dan stolon. Pemotongan organ-organ tersebut biasanya terjadi pada saat pengolahan tanah.
Contoh gulma tahunan:
-       Kremek (Alternanthera sessilis (L.) D.C.),
-       Jukut ibun (Drymaria cordata Willd.),
-       Teki (Cyperus rotundus L.),
-       Si juru atau wlingi (Scirpus grossus L.),
-       Papahitan (Axonopus compressus (Swatz) Beauv),
-       Jajahean atau lampuyangan (Panicum repens L.),
-       Kakawatan (Cyndon dactylon L. Pres),
-       Alang-alang (Imperata cylindrical (L.) Beauv),
-       Kolomento (Leersia hexandra Swartz), dan
-       Tembelekan (Lantana camara L.).





























BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
1.    Populasi merupakan sekumpulan organisme sejenis yang merupakan tingkatan dalam struktur ekologi. Density (kepadatan) merupakan ciri dari populasi gulma yang berperan utama dalam pengembangan upaya pengendalian gulma. Dinamika populasi merupakan perubahan ukuran populasi yang terjadi sepanjang waktu. Dinamika populasi membahas cara populasi spesies tertentu berkembang dan menyusut serta sebab-sebab peningkatan dan penurunan jumlah populasi tersebut. Perubahan komposisi gulma juga dapat disebabkan karena adanya pengolahan dan perlakuan dari manusia. faktor utama yang mempengaruhi perubahan komposisi gulma adalah metode pengendalian gulma, perubahan pengelolaan air, pemupukan, perubahan dalam tanaman pokok, varietas dan sistem pertanaman. 
2.    Beberapa faktor terjadinya dinamika populasi gulma di suatu habitat adalah Faktor intrinsik Spesies atau ekotipe, Faktor instrinsik Populasi, dan faktor ekstrinsik. Persebaran gulma di suatu lingkungan berpengaruh dalam perubahan komposisi dan kepadatan gulma di tempat hidupnya. Penyebab terjadinya persebaran adalah Tekanan Populasi, Persaingan, Perubahan Habitat. Persebaran gulma dikelompokkan atas bantuan dari manusia, hewan, angin dan juga dapat melalui air.
3.    Populasi gulma dalam suatu habitat tertentu mengalami perubahan baik struktur maupun komposisinya. Hal ini disebabkan oleh faktor habitat dan daur hidupnya. Faktor habitat dibagi menjadi agrestal dan ruderal, sedangkan berdasarkan daur hidupnya dibagi menjadi: gulma semusim, gulma dua musim, dan gulma tahunan.






DAFTAR PUSTAKA

Aldrich, J.R.. 1984. Weed-Crop Ecology. California: A division of Wadsworth, Inc.
Anon. 2001. Ekologi. Jakarta. PT Balai Pustaka Jakarta.
Basuki, Y. Wiroadmodjo, S.S. Satroutomo, dan Sudarsono. 1986. Dinamika populasi gulma akibat pengendalian gulma di pertanaman stevia. Hal. 95-102. Dalam: O.R. Madkar,  A. Soedarsan dan  S.S.Sastroutomo. Prodising Konferensi  VIII  Himpunan Ilmu Gulma Indonesia. Bandung, 24-26 Maret 1986.
Cousens, R. and M. Mortimer. 1995. Dynamics of weed populations. Cambridge Univ. Press. Australia. 332p.
Wiroatmodjo, Joedojono. Tanpa Tahun. Dinamika Populasi Gulma Pada Olah Tanah Dengan Perlakuan Herbisida. Jurnal diterbitkan: Bul. Agr. Vol. XVIII, No.3.
Yunasfi. 2011. Permasalahan Gulma Dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industri Dan Cara Pengendaliannya. Jurnal Diterbitkan: Vol.11, No.1:24-56












Tidak ada komentar:

Posting Komentar